Land Rover Defender, dengan teknologi yang didukung oleh prosesor Qualcomm, ditampilkan di stan Qualcomm selama CES 2020 di Las Vegas, Nevada, AS, 7 Januari 2020. REUTERS/Steve Marcus
TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok perusahaan teknologi dan produsen mobil mendesak Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS agar mengajukan banding atas putusan kasus pemasok chip Qualcomm Inc.
Sekelompok produsen mobil tadi termasuk Tesla Inc, Ford Motor Co, Honda Motor Co Ltd, dan Daimler AG. Sedangkan perusahaamn teknologi yang melawan Qualcomm adalah Intel Corp dan MediaTek Inc.
Dalam sebuah surat yang dikirim Senin lalu, Tesla dkk mendesak FTC untuk mengupayakan sidang ulang "en banc" dari kasus tersebut di pengadilan banding penuh.
“Jika dibiarkan, keputusan panel bisa membuat tidak stabil ekosistem standar dengan mendorong penyalahgunaan kekuatan pasar yang diperoleh melalui penetapan standar kolaboratif,” kata kelompok itu.
Para produsen mobil berpendapat harga mobil bisa naik jika Qualcomm menang dalam kasus ini.
Juru bicara FTC menolak berkomentar soal desakan banding itu.
Awal bulan ini, pengadilan banding AS membatalkan putusan pengadilan yang lebih rendah terhadap perkara Qualcomm, pembuat teknologi penghubung perangkat ke jaringan data seluler.
Pengadilan juga menghapus perintah Qualcomm mengubah praktik lisensi patennya.
Putusan yang dibatalkan pengadilan banding tadi muncul pada Mei 2019 oleh Hakim Distrik AS Lucy Koh di San Jose, California.
Qualcomm menang di Pengadilan Banding Ninth Circuit, AS, pada 11 Agustus 2020.
Hakim Koh memihak FTC dan menyatakan bahwa praktik Qualcomm adalah persaingan yang mencekik dan merugikan konsumen.
Qualcomm mewajibkan para pembuat ponsel menandatangani perjanjian lisensi paten sebelum menjual chip kepada mereka. Demikian pula yang dialami para produsen mobil.
Produsen mobil memasukkan chip ke dalam kendaraan untuk menghubungkan ke internet sehingga harus juga meneken perjanjian paten untuk standar komunikasi seperti 5G dengan Qualcomm.