Covid-19, Mobil Pribadi Jadi Pilihan Ketimbang Angkutan Umum

Reporter

Terjemahan

Rabu, 2 September 2020 16:07 WIB

Arus lalu lintas mulai terlihat padat pada masa transisi di DKI Jakarta, Senin, 15 Juni 2020. Kemacetan terjadi setelah Jakarta menjalankan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar fase transisi, di mana sejumlah sektor diijinkan dibuka kembali dengan pembatasan hingga 50 persen.Tempo/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru di AS menunjukkan bahwa kehidupan komuter telah berubah secara permanen setelah pandemi Covid-19. Orang memilih menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.

Kini, sudah banyak pekerja di AS mulai kembali ke tempat kerja dalam beberapa pekan terakhir.

“Dulu saya naik bus dan kereta ke mana-mana, tapi sekarang tidak lagi. Saya tidak akan melakukannya," kata Ann Kaminski, pekerja periklanan di Chicago, seperti dilaporkan nbcnews.com akhir pekan lalu.

Wanita itu memilig mengendarai mobil atau sepeda bahkan berjalan kaki.

Dia dan suaminya memiliki satu mobil. Jika harus bekerja normal seperti pandemi, mereka berencana membeli kendaraan kedua daripada kembali ke angkutan umum massal yang sebelumnya mereka sukai.

Menurut survei Cars.com terhadap lebih dari 3.000 pekerja AS, sejumlah besar meninggalkan angkutan umum dan beralih ke kendaraan pribadi untuk menghindari risiko infeksi virus Corona.

Lebih dari 60 persen responden berencana menukar angkutan umum dengan mobil mereka. Dan hampir seperempat telah membeli mobil dalam enam bulan terakhir, dengan lebih dari setengah dari mereka mengaku karena alasan pandemi.

“Ada perubahan besar dalam perilaku perjalanan yang kemungkinan akan berdampak lama, setelah kami kembali ke kantor,” kata Matt Schmitz, Asisten Editor Pelaksana Cars.com yang melakukan survei.

Kendaraan pribadi akan mendominasi perjalanan kerja dan berbagi tumpangan terus berlanjut.

Menurut Tyson Jominy, seorang analis senior di J.D. Power and Associates, dealer mobil di seluruh negeri melaporkan lebih banyak pembeli yang datang ke ruang pamer karena beralih dari angkutan umum massal.

Yang tidak kalah pentingnya adalah temuan bahwa lebih dari sepertiga, 35 persen, responden berencana bepergian lebih sedikit dari sebelumnya.

Dan Strayer, analis di Ascension Technologies di Waterford, Michigan, menyatakan mreka memilih bekerja di rumah kecuali mereka pekerja penting di rumah sakit.

"Jadi, saya tidak akan mengemudi ke mana pun kecuali saya harus," ucap Strayer menirukan penjelasan responden.

Jeff White, seorang salesman untuk sebuah perusahaan pemasok listrik di Peachtree, Georgia, membutuhkan perjalanan pulang-pergi ke kantornya sejauh 50 mil melalui lalu lintas Atlanta yang padat.

White bekerja di rumah sejak Maret lalu. “Itu bagus. Aku menyukainya.”

NBCNEWS.COM

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

22 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

6 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya