Sebuah mobil melintasi banjir yang merendam jalanan Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Senin, 14 September 2020. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai potensi banjir yang semakin besar dan meluas karena debit air dari hulu Sungai Kapuas semakin meningkat. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan kian sering tertumpah dan kubangan air atau banjir tak terelakkan untuk diterabas pengguna mobil dan motor.
Kadang tak ada kesempatan pengendara menunggu hujan reda karena kesibukan atau sudah keburu terjebak banjir.
"Boleh saja menerabas banjir, tapi jangan asal. Ada tipsnya," kata Ali Sofwan, Kepala Bengkel Cahaya Tasik Motor Depok, kepada Tempo pada hari ini, Selasa, 22 September 2020.
Ali mengungkapkan beberapa tips sederhana jika pengendara mobil terpaksa menerabas banjir. Simak tips tersebut:
1. Maksimal setengah ban Menurut dia, maksimal tinggi banjir yang aman dilewati setinggi setengah velg ban. Jika lebih dari itu, lebih baik menunda perjalanan sebab dikhawatirkan air akan merusak kelistrikan dan masuk ke ruang bakar.
Elektrifikasi mobil antara lain fan (kilas pendingin), AC, dan alternator. Jika air masuk ruang bakar, air bisa mengkristal dan bisa membengkokkan setang piston.
2. Hindari macet selama banjir Pengendara masih aman melaju di tengah banjir setinggi setengah velg asalkan arus lalu lintas lancar.
"Jika lalu lintas tersendat atau malah macet, ya sudah jangan dilanjutkan perjalanan," ucap Ali Sofwan.
Dia menuturkan, kemacetan lalu lintas akan membuat bak mesin bagian bawah terandam air. Jika mobil berjalan, air tidak sampai mengenai kelistrikan dan tidak masuk ruang bakar.
3. Jangan buru-buru mematikan mesin Ali Sofwan menuturkan, sampai di tempat tujuan jangan buru-buru mematikan mesin mobil. Biarkah mesin menyala sekitar lima menit, sambil sesekali diinjak rem dan kopling (untuk mobil manual).
"Mengapa? Supaya kopling tidak seret besok atau beberapa hari mobil tidak dipakai," ucapnya.