Krisis Covid-19, Honda Berharap Pertahankan Market Share 14,4 Persen

Reporter

Tempo.co

Senin, 19 Oktober 2020 19:37 WIB

Booth Honda di GIIAS 2018. 3 Agustus 2018. TEMPO/Wawan Priyanto.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Honda Prospect Motor (HPM) tak berharap muluk-muluk di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19) yang membuat penjualan mobil lesu. Meski menunjukkan tren kenaikan penjualan, Honda hanya berusaha untuk menjaga market share di angka 14,4 persen.

“Kami berharap market stabil dan terjaga,” kata Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM dalam diskusi virtual, Senin, 19 Oktober 2020.

Billy menambahkan bahwa HPM akan memaksimal berbagai program penjualan dalam sisa tahun ini. Program unggulan yang selama ini menopang penjualan di masa pandemi adalah layanan dengan platform digital atau digital marketing.

Menurut Billy, HPM telah mengembangkan digital marketing yang dengan banyak program. “Tidak hanya penjualan, tapi juga program edukasi untuk mengajak konsumen Honda hidup lebih sehat, Brio Virtual Drift Challenge, hingga balap virtual Honda Racing Simulator Championship,” ujar dia.

Khusus untuk penjualan dengan platform digital, lanjut dia, sejauh ini berkontribusi lebih dari 50 persen. “Pandemi ini membuat kebiasaan konsumen berubah, termasuk dalam hal pembelian kendaraan. Kami berusaha untuk membuat konsumen lebih mudah membeli mobil via online, juga perawatannya,” tutur dia.

Kendati nanti virus corona hilang, Billy memastikan digital marketing tetap akan dipertahankan dan terus dikembangkan untuk memudahkan konsumen Honda dalam berbagai aspek.

Berdasarkan data Gaikindo, penjualan wholesales Honda Januari-September 2020 mencapai 49.688 unit dengan market share 13,4 persen. Angka ini turun 48,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 97.320 unit.

Sementara itu, penjualan ritel Honda di periode yang sama mencapai 55.548 unit (market share 13,6 unit). Angka ini turun 49,4 persen dibanding penjualan ritel tahun sebelumnya sebanyak 109.691 unit. "Tahun lalu market share kami 14,4 persen, kami ingin mempertahankan itu," kata dia.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

18 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya