Mobil listrik Mitsubishi Outlander PHEV yang diluncurkan pada 2019. FOTO: PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI)
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan penghematan anggaran impor BBM negara 1,8 miliar dolar AS pada 2030 dengan penggunaan kendaraan listrik.
Penggunaan kendaraan listrik diharapkan memangkas pengeluaran impor BBM 77 ribu barel minyak per hari (bopd) untuk kebutuhan 2 juta mobil dan 13 juta motor di Indonesia.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkannya dalam public launchingkendaraanlistrik baterai di Jakarta pada Kamis, 17 Desember 2020.
Dia mengatakan target pengiritan dengan penggunaan kendaraan listrik tersebut menjadi salah satu program dalam skenario awal grand desain energi yang tengah disusun Kementerian ESDM.
Grand desain energi itu juga dapat menurunkan emisi CO2 sebesar 1,1 juta ton CO2-e sampai 2030.
Arifin menuturkan program kendaraan listrik atau kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) adalah upaya pemerintah meningkatkan ketahanan energi nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM.
Saat ini konsumsi BBM Indonesia mencapai sekitar 1,2 juta bopd per tahun yang mayoritas dipasok dengan mengimpor.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah bahwa sangat serius mendorong implementasi kebijakan kendaraan listrik baterai.
"Kebijakan ini diharapkan menjadi salah satu langkah strategis dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi sekaligus sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan melalui lingkungan hidup yang bebas polusi," katanya.
Luhut mengajak seluruh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN/BUMD menjadi pionir dalam penggunaan kendaraan listrik baterai, khususnya sebagai kendaraan operasional di lingkup instansi masing-masing.
Kendaraan dinas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan pejabat eselon I di Kemenhub resmi berganti ke mobil listrik, sejak Rabu lalu, 16 Desember 2020.