Sebuah mobil listrik Tesla Roadster diperlihatkan saat berada di dalam roket Falcon Heavy jelang diberangkatkan ke Mars di Cape Canaveral, Florida, AS, 6 Februari 2018. Diketahui, Tesla Roadster tersebut menggunakan baterai berdaya 200 kWh, yang mampu menempuh jarak 998 kilometer hanya dengan sekali pengisian baterai. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta - Pembuat baterai dari Baltik yang bersaing dengan Tesla Inc akan memasuki pasar Asia pada mobil listrik dan hidrogen lewat kontrak dengan konglomerat Jepang.
Produsen baterai mobil listrik saingan tersebut, Skeleton Technologies Group OU, menandatangani kesepakatan dengan Marubeni Corporation.
Marubeni menyatakan juga berinvestasi ekuitas di perusahaan Estonia untuk memperluas pasar Asia, di luar Cina dan India.
Kesepakatan itu akan fokus pada garis SuperBattery, yang memiliki kemampuan pengisian daya 15 detik dan ratusan ribu siklus pengisian daya.
Produk ini dapat menopang stabilitas jaringan listrik dan membantu mobil listrik.
Diulansir Hindustan Times pada Jumat, 5 Maret 2021, Skeleton telah menyediakan produknya untuk perusahaan bus tingkat, truk hidrogen, dan mobil penumpang di Eropa.
Baterai kerangka itu dapat digunakan pada mobil listrik hibrida. "Pabrikan Jepang sangat kuat," kata Chief Executive Officer Skeleton, Taavi Madiberk, dalam sebuah wawancara.
Baterai Skeleton juga dapat digunakan dalam sel bahan bakar.
Pada sisi lain, Tesla juga mencari terobosan untuk baterai mobil listrik dengan membeli perusahaan pesaing Skeleton Maxwell Technologies Inc. pada 2019.
Skeleton mengumpulkan 41,3 juta Euro dalam pembiayaan Seri D dari investor lama dan baru, termasuk Tesla. Madiberk menolak mengungkapkan ukuran investasi ekuitas Marubeni yang dibuat di pembuat baterai mobil listrik tersebut.