3 Hal yang Terjadi Jika Pengguna Pertamax Beralih ke Pertalite

Reporter

Tempo.co

Jumat, 1 April 2022 17:00 WIB

Petugas melakukan pengisian bahan bakar di KiosK Pertamax Rest Area KM 252 Brexit, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (30/5/2018). Pertamina menyiagakan 60 titik Kios BBM Kemasan atau KiosK Pertamax suntuk pemudik di Lebaran 2018 ini. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax jadi Rp 12.500 per liter pada hari ini, Jumat, 1 April 2022. Dengan begitu, harga Pertamax naik Rp 3.500 dari sebelumnya.

"Harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya," kata Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga SH C&T Pertamina Irto Ginting.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa kenaikkan itu terjadi karena harga minyak dunia melonjak lebih dari US$ 100 per barel. Maka dari itu, harga Pertamax di Indonesia mulai disesuaikan pada April 2022.

"Harga baru ini masih terjangkau khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat agar lebih hemat menggunakan BBM sesuai kebutuhan," jelas Irto menambahkan.

Situasi ini pun memungkinkan pengendara bakal beralih ke Pertalite. Maka dari itu, redaksi Tempo mencoba untuk merangkum 3 hal yang bisa terjadi jika pemilik kendaraan beralih menggunakan Pertalite:

  1. Menambah Polusi
Advertising
Advertising

Bahan bakar kendaraan bermotor diketahui merupakan sumber polusi. Dengan beralih ke Pertalite, maka polusi di Indonesia diprediksi bakal lebih meningkat. Karena penggunaan BBM jenis ini cenderung lebih banyak menimbulkan polutan ketimbang Pertamax.

Pasalnya, Pertalite memiliki oktan yang lebih rendah ketimbang Pertamax. Sekedar informasi, oktan sendiri merupakan indikator untuk mengukur besarnya tekanan bahan bakar sebelum proses mencapai pembakaran dalam mesin.

  1. Kinerja Mesin Menurun

Selanjutnya, kendaraan yang menggunakan Pertalite akan berdampak pada kinerjanya. Menurut situs resmi Daihatsu, bahan bakar oktan yang bilangannya lebih rendah akan lebih mudah dicerna oleh mesin.

Sedangkan pembakaran mesin yang menggunakan BBM jenis Pertamax tidak menimbulkan banyak polusi. Sebab kinerja mesin menjadi enteng, bisa dirasakan saat mengendarai kendaraan.

  1. Keawetan Mesin Menurun

Terakhir, hal yang bakal terjadi jika beralih ke Pertalite adalah keawetan mesin kendaraan bakal menurun. Apabila oktan rendah, kinerja mesin agak berat. Hal itulah yang membuat kendaraan mnimbulkan kadar polusi akan besar.

Situasi tersebut membuat asap yang dikeluarkan kendaraan bakal lebih pekat. Polusi tersebut nyatanya tak bagus untuk kinerja mesin, sehingga membuat mesin menjadi kurang awet.

Baca: Hari Ini Harga Pertamax Naik Jadi Rp 12.500 per Liter

TEMPO.CO

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Berita terkait

Pemkot Batam Wajibkan Penggunaan Fuel Card 5.0 untuk Pembelian Pertalite, Apa Itu?

4 jam lalu

Pemkot Batam Wajibkan Penggunaan Fuel Card 5.0 untuk Pembelian Pertalite, Apa Itu?

Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, memperkenalkan sistem pengendali pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut dengan Fuel Card 5.0

Baca Selengkapnya

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

15 jam lalu

Pertamina Bantah Hapus Pertalite, Tapi Beberapa SPBU Sudah Tak Dapat BBM Subsidi

Pertamina Patra Niaga menampik adanya penghapusan Pertalite menjadi Pertamax Green 95 di seluruh SPBU.

Baca Selengkapnya

6 Tips Merawat Motor Injeksi agar Tetap Prima dan Awet

3 hari lalu

6 Tips Merawat Motor Injeksi agar Tetap Prima dan Awet

Motor injeksi merupakan kendaraan yang dibekali dengan teknologi mumpuni di bagian mesin pembakarannya.

Baca Selengkapnya

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

5 hari lalu

Selain Laporkan Kapolres Tangsel, Bos PT SSI Juga Laporkan Petinggi PT KBU Kasus Dugaaan Penggelapan

Tak cuma Kapolres, Wahyu Riadi, Sales Manager PT Sampurna Sistem Indonesia, melaporkan DAU dan ES petinggi PT Kobe Boga Utama ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

6 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Pembatasan Pertalite dan LPG 3 Kilogram, Politikus PKS Setuju

6 hari lalu

Wacana Pembatasan Pertalite dan LPG 3 Kilogram, Politikus PKS Setuju

Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat dari fraksi PKS menyatakan setuju dengan pembatasan Pertalite dan LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

6 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

11 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan BBM dan Operasional Aman Pasca Erupsi Gunung Ruang

PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi memastikan sarana dan fasilitas pelayanan kepada konsumen pasca erupsi Gunung Ruang aman.

Baca Selengkapnya

5 Potensi bahaya dan Tips Mengatasi Muatan Berlebih saat Berkendara

12 hari lalu

5 Potensi bahaya dan Tips Mengatasi Muatan Berlebih saat Berkendara

Berkendara sambil membawa beban berat memiliki risiko dan potensi bahaya. Apa saja yang harus disiapkan dan diantisipasi?

Baca Selengkapnya