TEMPO.CO, Jakarta - Shell Indonesia membuka Program Mitra Bisnis SPBU Shell bagi masyarakat yang ingin membuka bisnis stasiun pengisian bahan bakar Shell. Program ini terbagi menjadi dua kategori, mitra pemilik dan mitra pengelola.

Pada mitra pemilik, Shell membagi menjadi dua tipe SPBU, yakni Konvensional dan Modular. Tipe konvensional model SPBU-nya sama dengan SPBU Shell yang ada di kota-kota besar saat ini, sementara untuk tipe Modular tipe SPBU-nya menggunakan container setinggi 20 kaki.

"Modular itu modalnya sekitar Rp 1,5 miliar sampai 2 miliar. Untuk konvensional itu modalnya Rp 5 miliar," kata Deputy Country Chair and Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea saat ditemui di Jakarta, Selasa, 6 September 2022.

Pada bisnis SPBU Shell Konvensional ini, menurut Susi, biasanya mitra dealer akan menyiapkan tanah untuk dibangun SPBU. Nantinya seluruh peralatan pada SPBU bisa dimiliki sepenuhnya oleh mitra setelah 10 tahun.

"Sebagai mitra dealer kita turut investasi, jadi yang namanya dispenser atau equipment dan setelah 10 tahun menjadi milik mitra," ujarnya.

Apabila masyarakat merasa berat dengan biaya kepemilikan SPBU tersebut, Shell juga membuka model bisnis mitra pengelola. Dalam bisnis ini, mitra bertindak sebagai pengelola SPBU dengan fasilitas pengisian yang sudah disediakan pihak Shell. Dalam pengelolaan ini, mitra bisa mengelola hingga 3 SPBU sekaligus.

"Sebenarnya kalau mau lebih efisien, kita model kemitraannya ada juga yang retailer, jadi untuk mengelola SPBU saja. Itu modalnya Rp 500 juta. Jadi ada yang dealer dan retailer," jelas Susi.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Shell Indonesia, disebutkan bahwa mitra bisa mendapatkan pengembalian modalnya dalam jangka waktu 2 hingga 3 tahun untuk mitra pengelola. Sementara untuk mitra pemilik, estimasi pengembalian modalnya sekitar 4 hingga 6 tahun.