Proteksi Bahan Baku Mobil Listrik, Kanada Usir Perusahaan Tambang Lithium Cina

Reporter

Senin, 7 November 2022 14:43 WIB

ROBO-01, mobil listrik konsep "robot" buatan Baidu (EV) Jidu Auto, ditampilkan selama pratinjau media sebelum debutnya, di Beijing, Cina, 8 Juni 2022. Untuk sensor otonomnya, mobil ini menggunakan sistem LiDAR. REUTERS/Tingshu Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kanada meminta tiga perusahaan Cina menyudahi pertambangan lithium di negeri itu. Lithium adalah bahan baku baterai mobil listrik dan produk teknologi tinggi lainnya.

Mereka pun diperintahkan menjual seluruh aset perusahaan pertambangan itu. Kanada membatasi keterlibatan asing dalam memasok bahan baku material penting tersebut.

Perintah Kanada kepada perusahaan Cina muncul pada Rabu pekan lalu, seperti dikutip Autoblog dari Associted Press.

Ketiga perusahaan Cina tadi adalah Sinomine (Hong Kong) Rare Metals Resources, Chengze Lithium International Ltd., dan Zangge Mining Investment.

Sinomine diperintahkan menjual sahamnya di Power Metals Corp., yang berbasis di Vancouver, yang memiliki proyek eksplorasi untuk lithium, cesium, dan tantalum di Ontario utara.

Chengze Lithium diharuskan melepaskan kepentingannya di Lithium Chile Inc., perusahaan di Calgary dengan proyek lithium yang sedang berlangsung di Chili. Sedangkan Zangge Mining diperintahkan menjual sahamnya di Ultra Lithium Inc. di Vancouver, yang memiliki proyek lithium dan emas di Kanada dan Argentina.

Ketegangan antara Barat dan Cina meningkat atas kendali sumber lithium, logam tanah jarang, kadmium, dan mineral lain. Bahan-bahan tersebut digunakan dalam produksi ponsel, turbin angin, sel surya, mobil listrik, dan teknologi baru lainnya.

Perusahaan pertambangan Cina berinvestasi dalam kegiatan produksi antara lain di Afrika, Amerika Latin, dan Kanada. Partai Komunis yang berkuasa di Cina mendorong pengembangan mobil listrik, energi bersih, bahkan industri teknologi lainnya.

Menteri Inovasi Kanada Francois-Philippe Champagne mengatakan investasi dalam ukuran apa pun akan disetujui tapi hanya dengan dasar yang luar biasa. Dia mengumumkan pembatasan keterlibatan perusahaan milik negara asing dalam memproduksi "mineral kritis" itu pada pekan lalu.

Pemerintah Cina mengkritik kebijakan Kanada, dan menyebutnya sebagai pelanggaran prinsip pasar. Cina lantas meminta Kanada membatalkan keputusannya.

“Kami mendesak Kanada untuk menghentikan penindasan yang tidak semestinya terhadap perusahaan Cina, dan sebagai gantinya menyediakan lingkungan yang adil, adil, dan tidak diskriminatif untuk operasi mereka,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian.

Mengutip Associates Press hari ini, Senin, 7 November 2022, Pemerintah negara-negara barat menginginkan rantai pasokan industri dikendalikan oleh sekutu mereka. Kebijakan ini mengikuti serangan Rusia ke Ukraina, yang mengganggu pasar minyak dan gas global. Di sisi lain, Cina yang dipandang sebagai sekuru Rusia menjadi penghasil sebagian besar logam tanah jarang di dunia.

AUTOBLOG | ASSOCIATED PRESS

Baca: BRIN Kembangkan Baterai Lithium-ion untuk Kendaraan Listrik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Berita terkait

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

2 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

9 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

9 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

14 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

16 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

1 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

1 hari lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya