Renault - Nissan Perkuat Perjanjian Aliansi Pasca Ghosn, Ini Hasilnya

Reporter

Selasa, 7 Februari 2023 19:34 WIB

Logo Renault dan Nissan terlihat di depan dealer perusahaan di Reims, Prancis, 9 Juli 2019. REUTERS / Christian Hartmann

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil Renault dan Nissan meresmikan perjanjian untuk memperkuat hubungan mereka pada Senin lalu, 6 Februari 2023.

Hubungan keduanya sudah lama terjadi tapi bergejolak akibat kejatuhan eksekutif puncak Carlos Ghosn.

Carlos Ghosn memimpin perubahan haluan yang sukses pada kedua perusahaan, sebelum ditangkap lalu melarikan diri.

Dewan kedua perusahaan itu menyetujui penyamaan saham yang dimiliki masing-masing pada pihak lain menjadi 15 persen.

Kesepakatan tersebut membawa keseimbangan yang lebih baik dalam aliansi perusahaan Prancis - Jepang tersebut dan produsen mobil Jepang yang lebih kecil, Mitsubishi Motors Corp.

Mengutip Autoblog hari ini, Selasa, 7 Februari 2023, sampai saat ini Grup Renault Prancis memiliki 43,4 persen saham Nissan Motor Co. Sedangkan Nissan memiliki 15 persen saham Renault.

"Kami telah menunggu lama untuk saat ini," kata Ketua Dewan Renault Jean Dominique Senard dalam konferensi pers di London. "Ini Era baru."

Chief Executive Nissan Makoto Uchida berjanji membawa aliansi ini ke tingkat transformasi berikutnya untuk beradaptasi dengan era baru.

“Ini bukan pilihan, tapi kebutuhan,” kata Makoto Uchida.

Nissan bermaksud berinvestasi hingga 15 persen di Ampere, perusahaan mobil listrik dan perangkat lunak Renault di Eropa.

Mitsubishi pun mempertimbangkan investasi di perusahaan itu. Mereka bahkan menyatakan akan berkolaborasi di pasar seluruh dunia, termasuk Amerika Latin, Eropa, dan India.

Kesepakatan bisnis tersebut muncul pada saat industri otomotif berkompetisi menuju kendaraan listrik ramah lingkungan.

Saham yang setara yakni 28,4 persen akan ditransfer ke kepercayaan Prancis. Renault, yang pemegang saham utamanya adalah Pemerintah Prancis, dan Nissan menyetujui penjualan saham itu secara tertib tanpa tenggat waktu.

Secara teori, kemitraan ini adalah cara yang baik bagi pembuat mobil untuk memangkas biaya produksi dengan berbagi suku cadang, produksi, dan teknologi, terutama menuju era mobil listrik.

Setelah produk terbentuk, bisa jadi sulit mengakhiri aliansi ini karena pengembangan, manufaktur, dan produk perusahaan saling terkait erat. Tapi kemitraan bisa saja terhambat karena perbedaan budaya perusahaan antara Barat dan Timur.

Aliansi Renault - Nissan dimulai pada 1999, tapi terperosok dalam skandal ketika Ghosn, eksekutif yang dikirim Renault untuk memimpin Nissan yang hampir bangkrut, ditangkap di Jepang pada 2018.

Ghosn dituduh melakukan pelanggaran keuangan. Dia mengaku tidak bersalah kemudian melarikan diri ke Lebanon, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.

Baik Renault maupun Nissan telah menjauhkan diri dari skandal Ghosn.

AUTOBLOG | JOBPIE

Pilihan Editor: Renault dan Nissan Tunda Kesepakatan Restrukturisasi Aliansi

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Advertising
Advertising

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

23 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

5 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

5 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

8 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

11 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

11 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya