Carlos Ghosn akan Perjuangkan Gugatan Rp 14,9 Triliun ke Nissan

Rabu, 21 Juni 2023 13:31 WIB

Mantan Ketua Nissan Motor Carlos Ghosn ditemani istrinya Carole Ghosn, tiba di tempat tinggalnya di Tokyo, Jepang, 8 Maret 2019. REUTERS/Issei Kato/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan eksekutif Nissan, Carlos Ghosn, mengaku akan memperjuangkan gugatannya terhadap produsen mobil Jepang, Nissan, dengan nilai US$ 1 miliar (setara Rp 14,9 triliun, kurs US$ 1 = Rp 14.972). Gugatan tersebut diajukan Ghosn di Lebanon.

Melansir laman Reuters hari ini, Rabu, 21 Juni 2023, gugatan Ghosn ini mencakup tuduhan pencemaran nama baik, fitnah, serta pemalsuan bukti material oleh Nissan beserta 12 individu dan dua perusahaan lainnya.

"Kami memiliki pertempuran panjang di depan. Kami akan berjuang sampai akhir," kata Ghosn di Lebanon.

Dari total nilai gugatan yang diajukan Ghosn ini, sebanyak US$ 588 juta (Rp 8,8 triliun) disebut sebagai nilai ganti rugi yang hilang dan US$ 500 juta (Rp 7,4 triliun) lagi sebagai kerusakan moral.

"Apa yang saya minta hanyalah sedikit kompensasi dibandingkan dengan apa yang telah mereka lakukan terhadap saya," ujar pria berusia 69 tahun tersebut.

Advertising
Advertising

Ghosn memastikan gugatannya ini hanya ditujukan untuk Nissan, tidak merembet ke aliansi Nissan, Renault. Menurut Ghosn, Nissan harus membayar semua gugatannya tersebut jika terbukti bersalah.

"Ini adalah perusahaan besar dan mereka memiliki aset di mana-mana. Anda bisa mengejar aset mereka di mana saja, jadi ini bukan lelucon. Saya berharap mereka akan memberikan sejumlah uang ini dan mereka akan berbicara dengan pemegang saham mereka tentang apa yang terjadi dan mengapa ini terjadi," ujar Ghosn.

Ghosn sempat menjadi buronan industri mobil global akibat tuduhan pelanggaran kepercayaan dan penyalahgunaan dana perusahaan saat menjabat eksekutif Nissan. Ghosn ditangkap di Jepang pada akhir 2018.

Ghosn membantah tuduhan tersebut dan mengatakan penahanannya adalah bagian dari rencana Nissan terhadap dirinya. Ghosn melarikan diri dari Jepang pada Desember 2019 saat dia menunggu persidangan. Dia kabur ke Lebanon yang merupakan negara saat masa kecilnya.

Dia mengaku tidak pernah meninggalkan Lebanon sejak 2019 karena adanya Red Notice Interpol yang dikeluarkan Jepang. Sumber yudisial di Lebanon mengatakan jaksa telah menjadwalkan sidang pada 18 September untuk membahas semua gugatan dalam kasus Ghosn dan Nissan.

"Saya memiliki niat untuk mendapatkan hak saya kembali, untuk memperbaiki reputasi saya. Saya akan mendedikasikan semua waktu yang diperlukan agar kebenaran menang," kata Ghosn.

DICKY KURNIAWAN | REUTERS

Pilihan Editor: Carlos Ghosn Terkejut Hakim Prancis Keluarkan Perintah Penangkapan Dirinya

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.




Berita terkait

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

6 jam lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

7 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

2 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

2 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

3 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya