TEMPO.CO, Yogyakarta - Negeri Thailand disebut menjadi surga bagi para pecinta motor tua, khususnya Vespa dan skuter lain.
Sebab di negeri Gajah Putih itu, pemerintah setempat mengizinkan segala limbah otomotif dari berbagai negara masuk untuk direstorasi lagi. Entah menjadi mesin kapal atau alat pertanian.
“Para pecinta skuter banyak mendapatkan skuter tua produksi berbagai negara dan berbagai onderdilnya di Thailand,” ujar Adhitya alias Dodit, Ketua komunitas pecinta Vespa klasik, Id.946-Jakarta saat ditemui Tempo di sela kegiatan Indonesia Scooter Festival di Yogyakarta Sabtu 23 September 2017.
Baca: Vespa 946 Red Bakal Diluncurkan Triwulan III Ini
Dalam kegiatan itu, ratusan skuter dari berbagai pabrikan dunia tahun 1950-1960 -tak hanya Vespa- dipamerkan dan menyedot perhatian ribuan pengunjung.
Dodit yang kini memiliki belasan skuter lawas berbagai merek seperti Fuji Rabbit (Jepang-1948), Henke Touris (Jerman-1958) dan juga Lambreta (Italia-1960) mengaku kerap bolak-balik ke Thailand hanya demi menyalurkan hobinya berburu onderdil skuter dan vespa tua.
Di Thailand, tepatnya di kawasan junk yard, tak jauh dari Bangkok, menjadi tempat utama berburu onderdil vespa lawas bagi Dodit dan kawan-kawannya. Kawasan junk yard sendiri merupakan sebuah area seperti gudang berbagai limbah termasuk otomotif. Selain di Thailand, tempat perburuan onderdil Vespa dan skuter juga ada di Malaysia.
Simak: Kisah 100 Hari Fabio Salini Naik Vespa dari Italia ke Yogyakarta
“Dari Thailand dan Malaysia itu kami sering dapat bagian-bagian vespa yang serinya tidak pernah ada di Indonesia,” ujar Dodit yang sudah memiliki jaringan pecinta Vespa di Thailand itu.
Dari Thailand itu, Dodit setidaknya berhasil mendapatkan dua unit skuter legendaries Jepang yang kini amat langka.
Skuter itu adalah Fuji Rabbit, yang pertama diproduksi tahun 1948 oleh perusahaan Fuji Heavy Industry. Perusahaan Fuji Heavey ini adalah produsen mobil mewah, Subaru.
“Saya berhasil dapat Fuji Rabbit ini dari bengkel tukang las di Thailand,” ujarnya.
Dodit menuturkan, berbagai kendaraan bermotor di Jepang yang sudah tak terpakai lagi, hanya dibuang di dua negara yakni Thailand dan Malaysia karena ada tempat penampungannya. Begitu juga kendaraan –kendaraan lawas asal Eropa, menjadikan Thailand salah satu lokasi limbah otomotifnya.
“Di Thailand limbah otomotif ini berguna sekali, dibuat mesin kapal, juga dimodifikasi jadi alat pertanian,” ujarnya.
Dodit menuturkan, keseruan berburu onderdil dan skuter di negara lain itu bukan semata karena kelangkaan dan sejarahnya. Namun justru ketika menemukan onderdil Vespa dan skuter itu ditempat tak terduga.
“Pernah nemu di kandang sapi, di bawah tumpukan jerami petani, tapi masih bisa direstorasi, dan harganya murah,” ujar Dodit.
Indonesia, ujar Dodit, awalnya bukanlah negara yang beruntung mendapatkan jatah Vespa keluaran pertama tahun 1946. Kala itu Indonesia baru satu tahun mendapatkan kemerdekaannya.
“Tapi kolektor asal Indonesia dikenal paling potensial di dunia, jadi tetap ada yang berhasil mendapatkan Vespa keluaran pertama yang jumlahnya hanya puluhan di dunia itu, tapi dengan harga miliaran rupiah,” ujar Dodit yang tak mengungkap siapa kolektor Vespa keluaran pertama di Indonesia itu.
PRIBADI WICAKSONO