TEMPO.CO, Klaten - Juru bicara Kiat Motor, Moch. Isnaini, mengatakan Sukiyat bersama tim Mahesa juga telah melakukan survei untuk mencari lokasi yang tepat untuk produksi mobil perdesaan Mahesa Nusantara. Hingga kini, ada tiga pilihan lokasi di Klaten yang semuanya berstatus milik BUMN. Tiga lokasi itu adalah Pabrik Gula (PG) Gondang Baru, PG Ceper Baru, dan Pabrik Karung Goni Delanggu.
"Di PG Gondang Baru, tersedia lahan sekitar 15 hektare. Pabrik Karung Goni Delanggu juga cukup luas. Kalau PG Ceper Baru, lokasinya agak ke dalam, ya (jauh dari Jalan Solo-Jogja)," ujar Isnaini kepada Tempo, Kamis, 28 September 2017. Dia menuturkan Mahesa dikerjakan secara keroyokan oleh sejumlah industri menengah-kecil (IKM).
Baca: Cara Kiat Motor Pasarkan Mahesa Nusantara: Bidik Dana Desa
"Total modal awal Mahesa sekitar Rp 600 miliar. Ada beberapa sumbernya, termasuk bantuan dari Kementerian Perindustrian," kata Isnaini. Jika proses uji emisi, uji tipe, dan sertifikasinya berlangsung lancar, Mahesa direncanakan mulai diproduksi pada Agustus 2018.
Mobil pedesaan Mahesa terinspirasi oleh grandong, sebutan bagi kendaraan hasil modifikasi mesin pertanian untuk alat angkut di pedesaan, Mahesa dibuat dalam tiga tipe, yaitu double cabin, pick up, dan kendaraan peralatan pertanian. "Harganya Rp 50 juta, Rp 60 juta, dan Rp 70 juta. Kami akan buat survei dulu ke masyarakat pedesaan, kira-kira tipe mana yang paling disukai," ucap Isnaini.
Baca: Begini Cikal Bakal Mobil Pedesaan Mahesa Rintisan Sukiyat
Pelaksana tugas Bupati Klaten Sri Mulyani berharap mobil perdesaan Mahesa diproduksi di Klaten. "Ide awalnya kan dari Klaten. Maka, kalau komponennya Mahesa dibuat dan dirakit di Klaten, itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Klaten," kata Mulyani, yang sudah memesan satu unit Mahesa tipe double cabin.
DINDA LEO LISTY