TEMPO.CO, Klaten - Menurut salah satu inisiator mobil Esemka, Sukiyat, Esemka Digdaya tidak mirip dengan pikap kabin ganda buatan merek Cina, Guangdong Foday Automobile. Digdaya adalah satu dari sembilan tipe mobil Esemka yang didesain Sukiyat.
“Kalau mirip, ya, enggak-lah. Mobil kalau dilihat, ya hampir mirip-mirip semua. Mikire gur diowahi ngene thok (Memikirnya cuma diubah sedikit). Yang di dunia otomotif tentu sudah pada paham,” kata Sukiyat saat ditemui Tempo di bengkel Kiat Motor miliknya di tepi Jalan Solo-Jogja, Dusun Ngaran, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, pada Jumat, 29 September 2017.
Baca: Izin Produksi Mobil Esemka Rampung di Kemenperin
Seperti diketahui, belum lama ini media sosial dibuat heboh dengan beredarnya foto mobil Esemka Digdaya, yang disebut berada di jalan raya wilayah Kota Surakarta. Tidak sedikit netizen yang mengomentari mobil bercat putih dalam foto tersebut mirip dengan Foday F22, pikap kabin ganda buatan Guangdong Foday Automobile.
Di tengah kesibukannya mengurus Moda Angkutan Hemat Pedesaan atau Mahesa, Sukiyat mengaku tidak mengikuti perkembangan di media sosial yang ramai membahas kemiripan antara mobil Esemka Digdaya dan Foday F22. “Tapi saya pernah dengar kalau Esemka dulu mendatangkan kendaraan dari sana (Cina) untuk latihan merakit,” kata Sukiyat.
Simak: Lama Tak Terdengar, Mobil Esemka Kini Muncul Lagi
Sukiyat tidak menyebutkan secara detail tipe atau jenis mobil yang didatangkan dari Cina untuk keperluan Esemka berlatih bongkar pasang. “Cuma buat praktik. Tahapannya memang begitu, dibongkar dulu, lalu dipasang lagi. Setelah itu baru membuat (mobil) sendiri. Yang dibuat sendiri itu betul-betul ada. Yakin, saya tidak bohong,” kata Sukiyat.
Kalau hanya dilihat secara sekilas, Sukiyat berujar, mobil Esemka bisa saja tampak mirip dengan mobil lain. Namun tidak demikian jika dibongkar dan diperhatikan secara teliti. “Misalnya bagian lampu yang tampak sama. Fender-nya sama, tapi krowakan-nya (cekungannya) beda,” tuturnya.
Sukiyat menambahkan, mobil Esemka hingga kini belum diproduksi. “Yang saya tahu masih purwarupa. Untuk Esemka, saya tujuannya hanya mentransfer ilmu. Saya dengan Esemka tetap semangat membantu.” Ditanya berapa harga mobil Esemka jika sudah diproduksi, Sukiyat mengaku tidak bisa memprediksi. “Kalau lima tahun lalu, dengan harga di bawah Rp 100 juta masih bisa. Tapi sekarang tentunya berbeda,” kata Sukiyat.