TEMPO.CO, Klaten - Moda Angkutan Hemat Pedesaan atau Mahesa Nusantara ditargetkan masuk jalur produksi pada Agustus 2018. Namun demikian, mobil Mahesa Nusantara akan dibuat dalam bentuk edisi terbatas sebelum diproduksi secara massal. Jumlahnya lumayan banyak, 1.000 unit yang akan dibuat secara manual.
Menurut Inisiator Mahesa Nusantara, Sukiyat, pembuatan edisi terbatas itu untuk memenuhi tingginya permintaan dari masyarakat. “Dari hasil pertemuan dengan Pak Tumiyono dan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Klaten Sri Mulyani serta sejumlah masyarakat belum lama ini, sambil menunggu izin (Nomor Induk Kendaraan/NIK) turun, saya diminta membuat 1.000 unit dulu untuk masyarakat Klaten dan sekitarnya. Nggak usah pakai surat dulu,” kata Sukiyat saat ditemui Tempo di bengkel Kiat Motor miliknya di Jalan Solo - Jogja, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, pada Rabu, 10 April 2017.
Baca: Mahesa Nusantara Bisa Dijual Murah, Ini Penyebabnya
Tumiyono adalah kakak mantan Bupati Klaten periode 2005-2015, Sunarna. Tumiyono selama ini dikenal sebagai pengusaha sukses di Jakarta. Menurut Sukiyat, Tumiyono secara pribadi sudah memesan 6.000 unit Mahesa jika sudah mulai diproduksi massal. Adapun Sri Mulyani, yang juga istri Sunarna, sudah memesan satu unit Mahesa tipe double cabin.
Interior mobil Mahesa Nusantara. 4Oktober 2017. TEMPO/Dinda Leo Listy.
Karena manufaktur yang akan memproduksi Mahesa secara massal masih dalam proses persiapan dan ditargetkan baru mulai beroperasi pada Agustus 2018, Sukiyat mengatakan, pesanan Mahesa edisi terbatas (limited edition) itu akan dikerjakan dengan sistem karoseri.
Simak: Cerita 165 Pemikir di Balik Mobil Desa Mahesa Nusantara
Hanya dua dari tiga tipe Mahesa yang akan dibuat edisi terbatas, yaitu double cabin dan pick up. Harga jualnya sama dengan Mahesa yang akan diproduksi massal, yaitu Rp 50 juta - Rp 70 juta per unit. “Saya rasa tidak akan jadi 1.000 unit sampai Agustus 2018. Pengerjannya kan secara manual (hand made), tidak menggunakan mesin serba otomatis. Nanti sejadinya saja berapa, tidak ngoyo (memaksakan diri),” kata Sukiyat.
Selain demi memenuhi tingginya animo masyarakat yang sudah tidak sabar memiliki Mahesa yang didesain multifungsi, Sukiyat berujar, pembuatan Mahesa secara karoseri tersebut juga bertujuan untuk menjaring masukan dari para pembelinya. “Kami mulai dari (skala produksi) kecil dulu sebelum diproduksi massal. Jadi dengan terobosan ini nanti kami bisa tahu kekurangannya dimana, apa saja yang harus dibenahi,” ujar Sukiyat.
Menurut Sukiyat, dua tipe Mahesa edisi terbatas itu bisa segera dikerjakan tanpa harus menunggu proses uji emisi. “Mahesa ini kan kayak grandong (sebutan kendaraan hasil modifikasi mesin pertanian untuk alat angkutan di pedesaan), tapi lebih sempurna. Jadi saya rasa tidak masalah,” kata Sukiyat.
Sukiyat menambahkan, produk Mahesa Nusantara edisi terbatas tersebut akan dirakit di bengkel Kiat Motor dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. Dia mengklaim sejumlah industri kecil menengah (IKM) sudah menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan.