TEMPO.CO, Klaten - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Klaten merancang mobil desa dengan spesifikasi lebih tinggi dari Mahesa Nusantara. Produksi mobil desa ini akan dimulai pada 2018.
Ketua Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Klaten Suharto mengatakan biaya membuat purwarupa mobil perdesaan secara karoseri itu sekitar Rp 170 juta. Jika manufaktur di SMK N 2 Klaten sudah beroperasi, biaya produksi mobil perdesaan itu secara massal hanya sekitar Rp 70 juta.
"Mobil perdesaan ini akan diproduksi untuk tujuan pembelajaran, bukan komersial. Jadi nanti dikirim ke sekolah-sekolah lain untuk praktek," katanya saat ditemui Tempo pada Kamis, 5 Oktober 2017.
Baca: Bos Kiat Minta Mobil Mahesa Tak Perlu STNK, Ini Jawaban Polisi
Suharto menyebut mobil perdesaan ini masih purwarupa, sekitar 30 persen komponennya masih impor seperti mesin dan sistem PTO (power take off). Kendati demikian, Suharto berujar, seluruh komponen impor itu bisa digantikan dengan buatan dalam negeri jika mobil perdesaan sudah diproduksi massal.
"Indonesia bisa buat mesin sendiri. Impor itu demi praktisnya saja karena mobil perdesaan ini masih purwarupa," ujar Suharto.
Mobil perdesaan yang akan dirakit di SMK N 2 Klaten itu menggunakan mesin multipoint injection berkapasitas 1.000 cc (empat silinder), berdaya 76 HP (horse power), berbahan bakar bensin (1 liter bensin untuk 15 kilometer), berkecepatan maksimal 70 kilometer per jam, dan dilengkapi sistem PTO guna mengalihkan tenaga untuk pengoperasian mesin-mesin pertanian.
Baca: Mahesa Nusantara Dijual Murah, Berapa Lama Sukiyat Balik Modal?
Sebelumnya, bos Kiat Motor, Sukiyat, menetapkan harga Mahesa Nusantara mulai harga Rp 50 juta sampai Rp 70 juta. Mobil rakitan Kiat Motor ini menggendong mesin diesel 650 cc dengan daya 16,8 PS/12,5 KW at 3.600. Mobil desa yang dijual pun mulai dari mobil tipe pengangkut hingga mobil dengan peralatan pertanian.
DINDA LEO LISTY