TEMPO.CO, Yogyakarta -Rencana produksi Moda Angkutan Hemat Perdesaan atau mobil desa Mahesa Nusantara yang diinisiasi Sukiyat, inisiator mobil Esemka di Klaten Jawa Tengah, mendapatkan dukungan dari CV Karya Hidup Sejahtera (KHS) Yogyakarta. KHS selama in dikenal sebagai pabrikan mesin alat pertanian dan traktor tangan bermerk Quick.
“Bulan lalu pak Sukiyat (inisiator mobil Mahesa dan Esemka) memang kemari untuk membicarakan soal produksi Mahesa itu,” ujar Wakil Kepala Departemen Pemasaran CV. Karya Hidup Sentosa Yogya, Sudadyo ditemui Tempo Jumat 6 Oktober 2017.
Sudadyo menuturkan, Sukiyat dan pihaknya berdiskusi tentang rencana untuk memproduksi kerangka mobil Mahesa dan estimasi produksi awal yang akan dilakukan.
Baca: Kisah Mobil Mahesa Menggunakan Mesin Traktor Buatan Yogyakarta
“Kami sepenuhnya siap menjadi supplier kerangka Mahesa, asal perencanaannya juga jelas,” ujar Sudadyo.
Sukiyat menunjukkan Mahesa Nusantara tipe double cabin di bengkel Kiat Motor miliknya di Jalan Solo - Jogja, Ngaran-Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, pada Jumat, 29 September 2017. DINDA LEO LISTY / KLATEN
Sudadyo menuturkan, pihak Sukiyat menginginkan dibuatkan kerangka Mahesa sebagai moda berkapasitas di bawah 1.000 cc. Mobil Mahesa dalam gambaran awal yang diserahkan Sukiyat kepada Sudayo berupa mobil berbentuk double cabin untuk mengangkut penumpang maksimal tiga orang atau barang dengan sasaran medan pedesaan.
Simak: 1.000 Unit Mobil Mahesa Nusantara Edisi Terbatas Segara Diproduksi
“Jadi bukan membicarakan soal mesin, karena mesin-mesin traktor kami juga menggunakan mesin diesel dari (merek) Kubota, kami memproduksi kerangkanya semua,” ujarnya.
Sudadyo menambahkan, Sukiyat dan pihak CV Karya Hidup Sentosa telah membicarakan rencana produksi rangka mobil Mahesa sebanyak 1.000 unit setiap bulan. “Rencananya akan memproduksi awal 7.000 unit rangka terlebih dahulu, jadi selama tujuh bulan kerja samanya,” ujar Sudadyo.
Prototip mobil Mahesa Nusantara. 4 Oktober 2017. TEMPO/Dinda Leo Listy.
Menurut Sudadyo, sumber daya perusahaannya yang sudah berdiri sejak 1953 itu sangat mampu untuk menyanggupi permintaan Sukiyat untuk supplier kerangka Mahesa itu. “Kapasitas produksi kami 82 ribu per tahun, jadi untuk produksi 7.000 unit selama tujuh bulan kami tidak ada masalah,”
“Kami punya 3.000 tenaga kerja, termasuk 100 orang desainer yang akan merumuskan gambar rangka itu seperti apa,” ujar Sudadyo.
Sebelumnya Sukiyat menuturkan, mobil angkutan pedesaan menggunakan mesin diesel Quick. Mesin ini didatangkan dari CV Karya Hidup Sejahtera (KHS) Yogyakarta, yang merupakan produsen traktor bermerek Quick. CV KHS adalah salah satu industri yang turut dalam proyek pengembangan Mahesa Nusantara yang diinisiasi Sukiyat, yang juga dikenal sebagai inisiator mobil Esemka.