TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun 2017, hingga September, penjualan pabrik ke dealer (wholesales) Datsun belum menunjukan perbaikan. Datsun Indonesia menyebut ini sebagai bagian dari strategi perusahaan.
Head of Marketing Datsun Business Unit PT Nissan Motor Indonesia Christian Abraham Gandawinata mengatakan pasokan ke dealer menyesuaikan dengan permintaan penjualan ritel.
“[Penurunan wholesales] ini bagian dari strategi dan kompetisi yang terjadi,” katanya kepada Bisnis, Rabu, 18 Oktober 2017.
Baca: Datsun Luncurkan Go Panca Special Version
Christian mengatakan saat ini penjualan Datsun masih terbilang rata baik di dalam maupun luar Jabodetabek. First time buyer atau pemiliki mobil pertama masih mendominasi karakter konsumen merek ini.
Seperti diketahui saat ini Datsun di Indonesia hanya memiliki dua model. Keduanya bermain di pasar mobil murah ramah lingkungan (LCGC). Datsun Go yang memiliki kapasitas dua baris dipasarkan mulai Rp114,4 juta on the road Jakarta dan Datsun Go+ Panca dengan pengaturan tiga baris dibanderol Rp104,8 juta.
Simak: Pasar LCGC, Penjualan Datsun Belum Membaik
Datsun Go dengan dua baris kursi itu bersaing dengan Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Suzuki Karimum Wagon R. Adapun Datsun Go+ Panca bersaing dengan LCGC tiga baris kursi, yakni Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang tahun ini, hingga September, pasokan ke diler merek yang berada di bawah bendera PT Nissan Motor Indonesia ini anjlok 205,62% dibandingkan sembilan bulan pertama tahun lalu, atau dari 23.909 unit menjadi 7.823 unit. Merek ini hanya kebagian 4,35 persen konsumen LCGC.
Kehadiran Toyota Calya, dan Daihatsu Sigra diduga menjadi penyebab melemahnya penjualan Datsun Go-Panca.
Di tengah pasar LCGC yang tumbuh 13,50 persen, Toyota Calya dan Daihatsu Sigra menguasai 49,79 persen pasar. Sebelum Calya dan Sigra hadir, Datsun masih menguasai 20,86 persen pasar LCGC dalam negeri.