TEMPO.CO, Frankfurt - Grup pabrikan pembuat mobil, mayoritas dari Jerman, akan membuka stasiun isi ulang (charging) mobil listrik tahun ini. Mereka menargetkan 400 stasiun isi ulang mobil listrik (pan-European Network) dengan fasilitas ultra-fast charging atau pengisian secara cepat. Tesla, pembuat mobil listrik terkemuka, diharapkan dapat bergabung dalam proyek ini.
IONITY, perusahaan join venture dari BMW AG, Daimler AG, Ford Motor Co, dan Volkswagen dengan brand Audi dan Porsche, tahun ini akan mendirikan 20 stasiun untuk publik di Jerman, Norwegia, dan Austria. Stasiun itu akan dibangun setiap 120 kilometer, bekerja sama dengan minimarket seperti Circle K dan OMV yang ada di stasiun pengisian bahan bakar reguler.
Baca: Pemerintah Cari Investor Kembangkan Mobil Listrik
"Jaringan High-Power Charging (HPC) pan-Eropa pertama memainkan peran penting dalam membangun pasar kendaraan listrik," kata CEO IONITY Michael Hajesch seperti dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan bahwa stasiun pengisian cepat juga akan menawarkan kemampuan pembayaran digital.
IONITY masih dalam pembicaraan dengan pemasok stasiun pengisian dan keputusan akan segera diperkirakan, kata sumber Reuters, yang masih menolak untuk mengatakan berapa banyak usaha patungan tersebut akan diinvestasikan.
Simak: Kemenperin: Indonesia Belum Siap Masuki Era Mobil Listrik
Sumber Reuters sebelumnya mengungkapkan bahwa pendirian ribuan stasiun HPC di seluruh dunia akan memerlukan investasi miliaran dolar. Konsorsium mobil diperkirakan akan menelan biaya sekitar 200 ribu euro (sekitar US$233 ribu) untuk membangun stasiun isi ulang mobil listrik.
Proyek ini diperkirakan akan menarik banyak perusahaan untuk terlibat, mulai dari perusahaan besar seperti Siemens hingga ChargePoint.
IONITY akan memperluas jaringannya menjadi 100 stasiun pada tahun 2018, masing-masing memungkinkan beberapa pengemudi dari berbagai merek mobil untuk mengisi ulang baterai kendaraan mereka pada saat bersamaan.
Setiap titik pengisian akan memiliki kapasitas 350 kW, dan akan menggunakan standar Eropa yang ada (Combined Charging System) untuk mengurangi waktu pengisian daya dibandingkan dengan sistem yang ada.
Setengah jam isi ulang akan membuat sebuah mobil listrik Tesla dapat menempuh perjalanan sejauh 270 kilometer.
Di Indonesia, PT PLN akan menyiapkan 1.000 stasiun penyedia listrik umum (SPLU) atau charging station untuk pengisian daya mobil listrik tahun ini. Satu SPLU bisa menghasilkan daya 5.500 volt ampere (VA). Idealnya, selama satu hari, bisa mengisi daya untuk 11 sepeda motor listrik, seperti motor pabrikan Viar yang biasanya memerlukan 500 VA.
Tarif listrik di SPLU Rp 1.647 kilo watt hour (kWh). Jadi, dengan mengisi daya 3,5 kwh di kali Rp 1.647 per kwh, maka pengendara hanya mengeluarkan uang Rp 5,764 untuk perjalanan 80 km. Ini tentu lebih murah dibandingkan dengan kendaraan biasa.
Untuk membangun infrastruktur SPLU tersebut, PLN hanya membutuhkan komponen meteran listrik prabayar untuk mengambil saluran dari tiang listrik. "PLN hanya memasang keran untuk mengambil listriknya," kata anggota Tim Mobil Listrik PLN, Leo Basuki, pada Kamis, 24 Agustus 2017.
Untuk pembangunan SPLU, PLN membutuhkan anggaran Rp 7 juta. Selain memasang meteran prabayar, PLN juga perlu memasang alat keamanan, seperti alat yang mematikan listrik saat tidak terpakai agar tidak membahayakan.
"PLN juga memperhatikan tempatnya sehingga tidak menyebabkan kemacetan," kata Leo lagi.
SPLU, sebagai charging station kendaraan listrik, akan lebih tepat apabila ditempatkan di tempat parkir, Shelter, dan rest area, karena di sana mobil atau motor listrik akan diparkir dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat sekaligus discharge.
Leo menambahkan, komitmen PLN membangun charging station mobil listrik dilatarberlakangi banyak pertimbangan, seperti pemanasan global dan dampaknya terhadap iklim serta lingkungan.
REUTERS | BISNIS