TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Pembalap MotoGP, Max Biaggi bicara soal peluang Pembalap Ducati Jorge Lorenzo dalam perebutan gelar Juara Dunia MotoGP tahun depan. Pembalap yang sudah 4 kali juara GP250 dan Superbike ini mengatakan Lorenzo telah bisa beradaptasi dengan motornya. Ia beberapa kali telah berada di depan namun hanya bisa maksimum podium.
"Jorge tidak pernah menyerah, meski hasilnya tidak pernah juara. Dia selalu tetap optimis dan sekarang dia kompetitif. Di Aragón dia memimpin untuk waktu yang lama dan sampai di podium. Saya yakin tak lama lagi ia bisa meraih kemenangan. Begitu dia bisa menyetel mesin itu sesuai kebutuhannya, dia akan berada di depan. Tahun depan dia bisa berebut gelar," ujar Biaggi.
Baca: Bos Ducati Sebut Motornya Paling Kuat dan Siap Lawan Marquez
Saat ini, Ducati masih berharap Andrea Dovizioso bisa berebut gelar juara dunia MotoGP melawan Marc Marquez. Penentuan juara dunia akan ditentukan di Valencia. Marquez menjadi favorot juara dunia dengan unggul 21 poin.
Pemenang GP 42 kali, Max Biaggi menyadari bahwa dibutuhkan hal luar biasa untuk mengalahkan Marc Márquez dalam pertarungan gelar. "Sejak masuk kelas MotoGP, ia telah memenangkan banyak balapan, meski ia tidak selalu memiliki motor terbaik. Bagaimana cara melihat motor mana yang terbaik? Jika Márquez menang dan Pedrosa finis kelima atau enam maka Anda bisa melihat nilai mesinnya. Marc membuat perbedaan. Saya ingin tahu berapa banyak balapan yang akan dia menangkan dengan motor terbaik. "
Baca: Dovizioso Sebut Lorenzo Partner Terbaik Terkait Team Order?
Pada 2017, pertarungan sangat seru, banyak pembalap punya peluang. "Itu adalah musim yang sangat seimbang, dengan banyak pembalap mampu bertarung di depan. Pada awalnya Yamaha didominasi, diikuti oleh beberapa kemenangan untuk Dovizioso dan Ducati, namun kemudian Honda membalas dengan dua kemenangan di Misano dan Aragón. Di Australia, Márquez menunjukkan lagi bahwa dia bisa membuat perbedaan. Yang membuat berbeda adalah soal ban. Viñales tampak tak terkalahkan setelah tes musim dingin dan balapan pertama. Kemudian bannya diganti dan bermasalah," Biaggi menganalisa.
SPEEDWEEK.COM