TEMPO.CO, Cianjur - PT Astra International Tbk (Astra) menilai lini otomotif sebagai tantangan bisnis perusahaan ke depan karena kompetisi sektor tersebut yang semakin ketat.
"Tantangan bisnis kami ada di otomotif karena kompetisi yang semakin meningkat," kata Kepala Divisi Hubungan Investor Astra International, Tira Ardianti, dalam lokakarya di Cianjur, Jawa Barat, Kamis.
Perusahaan berkode emiten ASII itu memandang struktur penjualan untuk porsi kendaraan berbiaya rendah semakin besar sejak ada inisiasi program Low Cost Green Car (LCGC).
Baca: Astra Modern Land Luncurkan Proyek Rp 20 T di Jakarta Timur
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pangsa pasar produk-produk mobil Astra pada triwulan III-2017 mencapai 55,2 persen (443.906 unit).
"Penjualan mobil Astra meningkat lima persen dibanding periode sama tahun 2016 sehingga meningkatkan pangsa pasar penjualan mobil dari 54 persen menjadi 55 persen," ucap Tira.
Angka tersebut terdiri atas merek Toyota 36,1 persen (289.921 unit), Daihatsu 17,4 persen (140.233 unit), dan Isuzu 1,7 persen (13.723 unit).
Dari keseluruhan segmen pasar roda empat per triwulan III-2017 yang mencapai 804.167 unit, pangsa mobil LCGC mencapai 22,5 persen (180.770 unit). Pada triwulan III-2016, segmen pasar mobil LCGC ini mencapai 20,3 persen (158.967 unit).
Sementara untuk roda dua, penjualan domestik motor Honda meningkat dua persen di triwulan III-2017 dan memiliki pangsa pasar 74,6 persen (3,2 juta unit).
Peningkatan pangsa pasar kendaraan roda dua dan roda empat tersebut mendorong kinerja Astra, yang mencatat pertumbuhan laba bersih (net income) sebesar 26 persen dari Rp11,277 triliun pada triwulan III-2016 menjadi Rp14,184 triliun pada triwulan III-2017.
Baca: Semester I, Transaksi Kredit ACC Capai Rp 16,6 Triliun
Pendapatan Astra pada triwulan III-2017 juga tercatat sebesar Rp150,225 triliun atau meningkat 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat Rp132,294 triliun.
"Hampir semua bisnis mengalami peningkatan pendapatan. Secara keseluruhan, bisnis Astra kinerjanya lebih baik dari tahun lalu," kata Tira.
Grup Astra memiliki tujuh lini bisnis, yaitu otomotif, jasa keuangan, peralatan berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan properti.
Tujuh perusahaan dalam lini bisnis Grup Astra memiliki kapitalisasi sebesar Rp521 triliun atau mencakup tujuh persen dari lebih dari 500 emiten di pasar modal.