TEMPO.CO, Jakarta - Mobil umumnya memiliki fitur-fitur keselamatan yang didesain untuk melindungi pengemudi, penumpang, dan pejalan kaki ketika terjadi kecelakaan. Satu di antara fitur keselamatan itu yang diterapkan Toyota adalah mendesain body yang mampu menyerap energi dari benturan sehingga meminimalisasi terjadinya risiko cedera pada pengemudi dan penumpang di dalam kabin. Fitur itu disebut crumple zone (di Honda fitur keselamatan ini disebut G-Con). Teknologi ini juga diterapkan pada Toyota Fotruner.
Kasus kecelakaan Ketua DPR Setya Novanto Kamis sore, 16 November 2017, secara teori diselamatkan teknologi crumple zone. Teknologi ini dirancang untuk meminimalisasi risiko cedera terhadap pengemudi maupun penumpang saat mobil tersebut membentur tiang listrik.
Baca: Polisi Benarkan Ada Kecelakaan yang Menimpa Setya Novanto
Crumple zone merupakan zona di kendaraan yang didesain untuk menyerap energi kinetik saat terjadi kecelakaan. Gambaran mudahnya, struktur bodi di bagian depan dan belakang dibuat mudah ringsek saat terjadi benturan. Artinya, tidak sekuat dan kaku seperti di kabin. Energi kinetik yang dihasilkan dari benturan itu diserap, sehingga kabin tetap terjaga dengan baik.
Sebelum diterapkan crumple zone, mobil zaman dahulu masih menggunakan struktur bodi yang kaku. Dari depan hingga belakang dibuat sekuat mungkin. Ketika terjadi kecelakaan, energi kinetik yang dihasilkan dari benturan itu tidak dapat diserap. Akibatnya, risiko terjadinya cedera pada pengemudi dan penumpang di dalam kabin menjadi lebih besar.
Simak: Toyota Fortuner Versi TRD Kini Tampil Lebih Gagah
Seorang insiyur bernama Bela Barenyi merupakan orang yang mengemukakan gagasan tentang crumple zone pada 1937. Pria asal Austria itu juga mematenkan crumple zone sebelum bergabung ke Mercedes-Benz pada 1952. Ide dasar Barenyi adalah, sebuah mobil harus memiliki tiga sel (bagian). Sel pertama harus kuat dan kaku yang akan menampung pengemudi dan penumpang (kabin). Sel yang lain dibuat lebih leman, di depan dan belakang, yang akan menyerap energi kecelakaan dengan deformasi.
Study dari British Motor Insurance Repair Research Centre, bagian mobil yang mengalami kerusakan saat terjadi benturan adalah 65 persen di bagian depan, 25 persen (belakang), 5 persen (kiri), dan 5 persen (kanan).
Mobil produksi pertama yang mengaplikasikan crumple zone adalah Mercedes-Benz W111 buatan tahun 1958-1959. Pabrikan otomotif kemudian mengembangkan teknologi ini. Pada 1990, Volvo memperkenalkan teknologi crumple zone untuk bagian samping kendaraan. Namanya Side Impact Protection System. Cumple zone kemudian menjadi populer. Pabrikan otomotif menerapkan sistem keselamatan ini, meski dengan nama yang berbeda-beda.
DARI BERBAGAI SUMBER