TEMPO.CO, Singapura - Singapura meluncurkan program car sharing pertama berbasis mobil listrik yang akan dilakukan dalam skala besar. Hal tersebut untuk mendorong warga memilih transportasi umum dan menghindari pembelian mobil pribadi.
Layanan tersebut akan dioperasikan selama satu dekade oleh BlueSG, sebuah unit dari perusahaan Prancis, Bollore Group. Program car sharing merupakan bagian dari rencana pemerintah Singapura untuk mengurangi jumlah kendaraan di negaranya.
Baca: Mitsubishi Motors Sumbang 10 Mobil Listrik untuk Indonesia
Seperti dilansir Reuters, Bollore mengatakan akan mengoperasikan program car sharing di Singapura serupa dengan yang telah dioperasikan di negara lain, seperti Amerika, Prancis, dan Italia.
Bollore sudah menyiapkan setidaknya 80 mobil dan 32 stasiun pengisian bahan bakar di Singapura. Hal tersebut sebagai langkah awal dalam menjalankan target 1.000 kendaraan listrik dan 2.000 titik pengisian bahan bakar pada 2020.
Simak: 2025, Pemerintah Targetkan Impor 400 Ribu Mobil Listrik
BlueSG mengatakan layanan car sharing di Singapura akan menjadi yang terbesar kedua setelah Paris, Prancis.
Mobil BlueSG memiliki hatchback dua pintu berkapasitas empat orang. Mobil ini menggunakan baterai polymer lithium-metal, yang memungkinkan mobil memiliki daya tahan perjalanan sejauh 200 kilometer.
Nantinya, pengguna dapat memilih dua cara untuk menggunakan mobil ini. Cara pertama adalah dengan menyewa mobil dengan biaya sekitar Sin$ 0,50 per menit (sekitar Rp 5 ribu per menit).
Cara kedua adalah berlangganan tahunan dengan biaya sekitar Sin$ 0,33 atau sekitar Rp 3.300 per menit. Tarif tersebut sama dengan harga layanan car sharing di Paris.
BlueSG mengatakan, sebelum peluncuran, setidaknya sudah ada 2.000 anggota yang telah mendaftar layanan car sharing berbasis mobil listrik ini.
REUTERS | NAUFAL SHAFLY