TEMPO.CO, Chicago - Ford menampilkan video kampanye anti pelecehan seksual di pabrik mereka di Amerika Serikat. Video yang diposting pada Selasa, 19 Desember 2017, merupakan salah satu langkah yang dilakukan Ford terkait pelecehan seksual di kantor mereka yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada hari yang sama, New York Times menerbitkan laporan investigasi mendalam tentang pelecehan seksual yang ada di pabrik Ford di Chicago.
Video yang diunggah Ford tersebut menampilkan Bruce Hettle, Kepala Bidang Manufaktur dan Ketenagakerjaan Ford, serta, Jimmy Settles, Wakil Presiden Departemen UAW Ford.
Baca: Ford Relokasi Fasilitas Mobil Swakemudi dan Mobil Listrik
"Pelecehan dan diskriminasi melemahkan hal-hal yang kita perjuangkan, yaitu, penyertaan, keragaman dan saling menghormati. Kami berkomitmen untuk memastikan anda tidak menjadi objek pelecehan di tempat kerja anda." kata Settles dalam video tersebut.
Pada bulan Agustus, Equity Employment Opportunity Commission, mencapai penyelesaian denda sebesar US$10 juta atau sekitar Rp 136 miliar dengan Ford, terkait tuduhan pelecehan seksual dan rasis di pabrik Chicago. Tuntutan tersebut dilakukan oleh karyawan pabrik terhadap Ford melalui pengadilan.
Simak: Penjualan di Cina Jeblok, Ford Siapkan Strategi Khusus
Ford, memberikan pernyataan pihaknya tidak mentolerir pelecehan atau diskriminasi seksual, dan akan menyelidiki tuntutan secara menyeluruh.
Produsen mobil tersebut juga mengatakan mereka telah membekali karyawan dengan pelatihan anti pelecehan, ford juga membuka nomor telepon khusus bagi karyawan yang ingin mengadu terkait pelanggaran seksual dan rasis di kantor Ford, nomor tersebut dapat dihubungi secara gratis.
Selain itu, Ford mengatakan telah mengambil beberapa langkah, dimulai dua tahun yang lalu, untuk mencegah perilaku yang tidak tepat pada pabrik Chicago-nya. Tindakan tersebut mencakup lebih dari 20 ribu jam pelatihan saling menghormati untuk semua karyawan.
"Kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat komitmen Ford terhadap lingkungan kerja yang bebas dari pelecehan dan diskriminasi," kata perusahaan tersebut.
AUTONEWS | NAUFAL SHAFLY