TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam melakukan pembatasan terhadap mobil buatan Indonesia dengan memberikan kuota ekspor. Hal tersebut akan berdampak pada sejumlah industri otomotif Indonesia.
“Kita kemampuan sport utility vehicle-nya tinggi. Memang, kalau kita mempunyai daya saing tinggi, negara lain membentengi. Karena itu, kita juga harus siap-siap alternatif pasar,” kata Airlangga di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018.
Baca: Penjelasan Gaikindo Soal Pentingnya Penjualan Mobil Sedan
Menurut Airlangga, ekspor terbesar industri otomotif Indonesia ke negara-negara ASEAN yang tertinggi adalah ke Filipina, disusul Vietnam dan terakhir Thailand.
Kapasitas produksi kendaraan roda empat di Indonesia pada 2017 meningkat menjadi 2.258.131 berkat investasi dari Mitsubishi, Wuling, dan Sokon yang memproduksi kendaraannya di Tanah Air tahun lalu.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto dalam diskusi bersama wartawan di Jakarta menyatakab penambahan kapasitas produksi terpasang (installed capacity) itu berjumlah 330 ribu unit yang berasal dari Mitsubishi dengan 160 ribu unit, Sokon 50 ribu unit, dan Wuling 120 ribu unit.
"Wuling dan Sokon sudah masuk Gaikindo," tutur Jongkie beberapa waktu lalu. "Jadi ada penambahan 330 ribu unit kapasitas produksi pada tahun lalu."
"Sebanyak 2,25 juta unit kapasitas produksi itu tersebar dari pabrik-pabrik di Jakarta, Tangerang, Cikarang, Karawang, dan Bogor," katanya.
Baca: Pasar Sedan 1.500cc: Honda City Unggul, Toyota Vios Merosot
Kendati demikian, kapasitas produksi tersebut belum mampu dimaksimalkan sepenuhnya karena penjualan mobil sepanjang 2017 hanya naik 1,6 persen dari 1.062.716 unit pada 2016 menjadi 1.079.308 unit.