TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Pedagang Perantara Otomotif Surakarta (HPPOS) menyatakan keberadaan taksi online atau berbasis daring mendongkrak penjualan mobil bekas. "Peningkatannya terasa mulai tahun lalu hingga awal tahun ini," kata Ketua HPPOS Tri Wahyudi di Solo, Senin 12 Februari 2018.
Pada kondisi normal, Tri Wahyudi mengatakan penjualan mobil bekas di Kota Solo setiap harinya antara 8 dan 10 unit. Pada awal tahun lalu, penjualannya sangat baik namun menjelang akhir tahun penjualannya lesu mengingat kondisi perekonomian tak mendukung. Bahkan, di akhir tahun lalu penurunannya sampai 65 persen hingga 70 persen.
Baca: Fake GPS Merugikan Pengemudi Taksi Online, Ini Alasannya
Tri Wahyudi memperkirakan konsumen sengaja menunda sambil menunggu pergantian tahun. Terbukti di awal 2018 langsung meningkat 90 persen daripada angka penjualan pada tahun sebelumnya.
Jenis kendaraan yang diminati untuk taksi online, antara lain, jenis city car yang harganya terjangkau dan tidak terlalu besar sehingga lebih lincah saat di jalan. "Dari tahun lalu hingga saat ini mobil jenis city car masih mendominasi penjualan. Selain itu, mobil MPV juga cukup banyak diminati," katanya.
Menurut dia, permintaan mobil bekas yang cukup tinggi di awal tahun ini berdampak pada kenaikan harga sekitar 10 persen. "Selain karena kondisi perekonomian dalam negeri yang mulai membaik, kenaikan harga ini juga karena tren transportasi online," katanya.
Baca: Hyundai Sokong Grab Lewat Mobil Ioniq, Akselerasinya Nampol
Meski harganya naik, Tri Wahyudi optimistis penjualan tahun ini akan lebih baik daripada angka penjualan pada tahun sebelumnya. Hal ini dengan tren taksi online.