TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai Indonesia mampu mengalahkan Thailand dalam hal produksi, pasar domestik, dan ekspor mobil. Saat ini Indonesia masih tertinggal dalam hal produksi dan ekspor.
“Pemerintah harus berani menyesuaikan peraturan-peraturan yang ada,” kata Ketua I Gaikindo Jongky D. Sugiharto kepada Bisnis, Rabu 21 Februari 2018. Dia menjelaskan peraturan dan kondisi harus dibuat berdasarkan orientasi ekspor. Peluang pengapalan mobil ke negara lain masih terbuka lebar.
Dalam hal pasar domestik, Indonesia sudah mengalahkan Negara Gajah Putih. Thailand membukukan penjualan sekitar 800.000 unit per tahun, sedangkan Indonesia sudah melampaui 1 juta unit.
Baca: Vietnam Batasi Impor, Ekspor Mobil Lokal Malah Naik 19,46 Persen
Namun, dalam hal ekspor Indonesia masih jauh tertinggal. Ekspor dari pabrik-pabrik mobil di Thailand serupa dengan capain total produksi di Tanah Air, atau sekitar 1,2 juta unit per tahun.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan bersama-sama terkait hal tersebut. Satu di antaranya adalah harmonisasi tarif pajak kendaraan bermotor dan juga percepatan penggunakan standar emisi Euro 4.
Pemerintah sudah membuka mata terkait kedua hal itu. Dalam waktu dekat pajak kendaraan bermotor tidak lagi membedakan sedan sebagai barang premium. Kubikasi mesin dan emisi gas buang akan menjadi patokan pengenaan PPnBM.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengetuk palu bahwa standar seluruh kendaraan bermotor mesin bensin di Indonesia menggunakan Euro 4 sejak Maret 2017. Pabrikan kendaraan bermotor dan penyedia bahan bakar diberikan tenggat waktu selama 18 bulan untuk menyesuaikan sejak regulasi diterbitkan.
Baca: Begini Langkah Gaikindo Setelah Ekspor Mobil ke Vietnam Terhenti
Adapun selama 5 tahun terakhir ekspor mobil utuh atau completely built up (CBU) tumbuh sekitar 8 persen. Volume pengapalan hanya sempat anjlok pada 2016 sebanyak 6,4 persen. Secara berurutan, sejak 2013—2017, ekspor CBU membukukan pertumbuhan 1,39 persen, 18,32 persen, 2,68 persen, -6,40 persen, dan 18,92 persen.