TEMPO.CO, Jakarta - Wuling Cortez diluncurkan di Indonesia dengan dua pilihan transmisi, yakni manual 6 percepatan dan intelligent-Automated Mechanical Transmission (i-AMT). Transmisi i-AMT diposisikan sebagai varian bertransmisi otomatis. Menariknya, mobil ini bisa dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Wuling mengklaim transmisi ini minim hentakan. Padahal selama ini banyak yang mengeluhkan transmisi ini karena dianggap tidak seresponsif transmisi otomatis konvensional maupun Continous Variable Transmission.
Baca: Wuling Cortez Mengingatkan Pengemudi Beristirahat, Ini Fiturnya
Transmisi manual yang diotomatiskan (automated manual transmission) bisa dikatakan sebagai ‘barang baru’ di Indonesia. Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir. Adalah Suzuki Karimun Wagon R yang mengawalinya dengan menggunakan transmisi Auto Gear Shift (AGS). Sistem transmisi ini sama seperti AMT, hanya penamannya saja yang berbeda. Wuling juga demikian, menamakannya dengan intelligent-Automated Mechanical Transmission.
Wuling Cortez 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
Dalam mengoperasikan transmisi ini, pengemudi tak perlu susah payah menginjak pedal kopling. Sebab, hanya ada dua pedal yakni rem dan gas, untuk mobil yang menggunakan sistem transmisi ini. Posisikan tuas knob pada “D” lalu injak pedal gas.
Masalahnya, orang awam yang terbiasa menginjak pedal gas dalam-dalam setelah menghidupkan mesin dan ingin buru-buru berakselerasi mesti sedikit bersabar. Sebab, mobil dengan transmisi ini tidak dapat diperlakukan sama seperti mobil bertransmisi otomatis konvensional atau CVT. Kecuali gigi diposisikan di manual, sistem kerjanya sama seperti mobil manual pada umumnya tapi tanpa menginjak pedal kopling.
Baca: Wuling Cortez Pakai Transmisi i-AMT, Simak Keunggulannya
Pada saat berakselerasi cepat setelah mesin dinyalakan (kick down) dan sistem transmisi berada di posisi otomatis, mobil akan mengalami jeda beberapa saat hingga torsi cukup untuk berakselerasi. Saat-saat inilah mobil akan terasa seperti tersendat sebelum akhirnya berlari kencang. Tak jarang yang menyebutnya mengalami gejala ndut-ndutan. Sebenarnya yang terjadi tidak demikian.
Wuling Cortez melintas di jalur menanjak dan menurun di daerah kaki Gunung Merbabu. Kamis, 1 Maret 2018. Dok. Wuling
Mobil dengan transmisi AMT seperti Karimun Wagon R, Suzuki Ignis, dan Wuling Cortez memerlukan perlakuan khusus. Setidaknya dalam hal menginjak pedal gas.
Direktur Pelatihan safety Defensive Consultant Indonesia Sejahtera Abadi Sony Susmana mengatakan bahwa saat menginjak pedal gas pada mobil bertransmisi sebaiknya dilakukan secara perlahan hingga mobil mendapatkan momentum.
Saat putaran mesin sudah mencapai momentum tertentu, mobil akan lebih halus dalam perpindahan gigi. “Pedal gas injak secara halus, jangan langsung tekan dalam-dalam,” kata Sony saat memberikan penjelasan kepada wartawan peserta test drive Wuling Cortez di Semarang, Rabu, 28 Februari 2018.
Baca: Perbandingan Spesifikasi Wuling Cortez vs Toyota Kijang Innova
Gelaja tersendat, lanjut dia, hanya terjadi pada saat gigi rendah dan gas diinjak dalam-dalam. “Saat mobil sudah berakselerasi cepat, gelaja tersendat itu tidak terasa,” ujarnya.
Simak videonya:
Saat melaju di tanjakan, lanjut Sony, pengemudi sebaiknya memindahkan mode transmisi dari otomatis ke manual. Hal ini untuk memudahkan pengemudi tetap bermain di gigi rendah sehingga mobil dapat melaju mulus tanpa hambatan. “Kalau transmisi dipaksa pada posisi D, mobil tidak akan kuat menanjak,” tuturnya.
Product Planing Specialist Wuling Motors Arief Ramadhi mengatakan bahwa kinerja transmisi i-ATM pada Wuling Cortez telah dikembangkan sedemikian rupa untuk meningkatkan kenyamanan berkendara. Kinerjanya, lanjut dia, perintah perpindahan gigi dikirim ke electronic computer unit. Oleh komputer, signal perpindahan gigi dikirim ke sistem transmisi sehingga lebih presisi dan untuk meminimalisasi hentakan. “Perpindahan gigi pada sistem transmisi ini dikontrol oleh komputer,” ujarnya.
Wuling Cortez saat melintas di tol Semarang. 28 Februari 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
Pengembangan khusus tersebut dilakukan pada pengontrol modulnya. AMT dikendalikan transmission control module (TCM), yang berfungsi mengontrol clutch motor, shift motor, dan selector motor. Di Cortez sendiri, perangkat TCM sudah mendapatkan sentuhan khusus agar menghasilkan output yang maksimal.
Transmisi i-AMT milik Cortez merupakan pengembangan khusus milik Aisin-Warner, sebuah perusahaan otomotif yang kini sangat piawai memasok drivetrain original equipment market ke berbagai merek, baik Jepang maupun Eropa, antara lain Toyota, Mitsubishi, Nissan, Mini, Volvo, Ford, dan Chrysler.
Selain itu, keunggulan i-AMT milik Wuling Cortez menawarkan ongkos perawatan yang lebih murah ketimbang transmisi otomatis konvensional. Transmisi otomatis konvensional dilengkapi dengan pelumas ATF yang harus diganti secara berkala.