TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas bikers Yogyakarta menyesalkan adanya rombongan pengendara Harley Davidson yang menerabas jalur saat tur ke Yogya dan Solo akhir pekan lalu. Meski demikian, komunitas bikers Yogya meminta agar publik dan juga media tak melulu melihat sisi negatif dari insiden itu. Tapi melihatnya secara profesional.
"Yang selalu dilihat dari pengendara moge selama ini kan lebih soal konvoinya yang rame-rame, terus bikin ribet di jalanan, langgar lalu lintas, tapi acara utuhnya enggak dilihat," ujar Yonnaldo Sipahelut, yang mewakili komunitas Bikers Yogyakarta, saat memberi keterangan tentang viralnya video pelanggaran arus oleh pengendara Harley Davidson, Senin 5 Maret 2018.
Baca: Harley Davidson Lawan Arah, Agenda Akbar Moge Juli Bisa Terganggu
Padahal, ujar Yonnaldo, dalam kegiatan yang digelar sambil konvoi motor gede itu seringkali juga dilakukan dalam rangka mengadakan kegiatan bakti sosial kepada masyarakat tak mampu. "Namun seolah-olah yang muncul soal bikers itu yang buruk-buruk saja, sedangkan hal-hal baiknya seperti angin lalu saja," ujar Yonnaldo.
Yonnaldo menuturkan, jika ada konvoi motor gede seperti Harley, hal itu bukan untuk gagah-gagahan. Apalagi untuk menjurus aksi ugal-ugalan. "Terus kalau kami melakulan sesuatu kebaikan buat apa kami hebohkan, itu riya namanya," ujarnya.
Seorang biker Yogya lain, Dino Afriza menuturkan pelanggaran lalu lintas bisa dilakukan siapa saja. Tak terkecuali pengendara motor gede seperti Harley Davidson. Namun tak bisa jadi alat untuk menggenaralisasi ke seluruh anggota komunitas. "Menjadi tak fair kalau insiden pelanggaran arus itu lalu harus ditimpakan pada seluruh bikers, karena ini hanya oknum," ujarnya.
Baca: Viral Harley Davidson Lawan Arus, Begini Reaksi Bikers Yogya
Menurur Dino, cap bikers seolah sebagai satu-satunya pihak yang selalu melanggar aturan saat dijalan itu jelas salah alamat. Sebab motor kapasitas kecil atau sedang juga potensial melakukan pelanggaran namun tak seheboh jika menyangkut motor gede. "Yang disayangkan ketika generalisasi miring itu membawa nama daerah, jadi Yogya lagi yang kena (dicap buruk)," ujarnya.