TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) tidak mau gegabah dalam menaikkan produksi saat permintaan All New Toyota Rush, yang di luar ekspektasi perusahaan. Berdasarkan data internal perusahaan, surat pemesanan kendaraan (SPK) low sport utility vehicle (LSUV) ini sudah mencapai lebih dari 22 ribu unit.
“Kami lagi usahakan untuk meningkatkan produksi Rush. Tetapi menaikkan produksi tidak bisa sekejap,” kata Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto, Minggu, 18 Maret 2018.
Baca: All New Toyota Rush Lengserkan Honda HR-V dari Penguasa LSUV
Soerjo menjelaskan, produksi kendaraan bermotor tidak hanya bicara kemampuan pabrik dalam hal mesin, tapi juga manusia sebagai sumber daya. Dengan demikian, kata dia, tidak mungkin meningkatkan angka produksi tanpa perhitungan matang. “Misal kami minta naik produksi 10 ribu unit bulan ini, bulan depan turun 5.000 unit. Nanti pekerjanya mau dikemanakan,” ujarnya.
Pada awal tahun ini, Rush menjadi jagoan baru TAM. Jumlah SPK mobil ini sudah 39,7 persen di atas pasokan ke dealer Avanza, yang menjadi tulang punggung perusahaan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke dealer New Rush pada Januari-Februari 2018 masih sepertiga dari total SPK atau 6.991 unit. Perusahaan masih punya utang 13.009 unit kepada konsumen.
Baca: New Toyota Yaris Lengserkan Honda Jazz dari Tahta Pasar Hatchback
Vice President TAM Henry Tanoto mengatakan fokus perusahaan saat ini adalah menghadirkan total ownership experience atau pengalaman kepemilikan mobil. Mengurangi waktu tunggu adalah satu strategi yang tengah diupayakan.
“Ini yang menjadikan kami harus menjaga alokasi yang cukup besar kepada Rush setidaknya untuk beberapa waktu ke depan, tetapi tetap menjaga agar tidak mengganggu pelayanan terhadap produk Toyota lainnya,” ucap Henry.
Pembaruan Toyota Rush menjadikan model ini kembali menjadi pemimpin segmen LSUV. Honda harus rela menyerahkan titel tersebut.