TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan pengembangan mobil desa terus berjalan, terbukti dengan munculnya tiga merek yakni KHS, Mahesa, dan Wintor.
Menurut dia, pemerintah menyiapkan regulasi untuk pengembangan kendaraan jenis ini. Regulasi yang dimaksud Airlangga antara lain dukungan fiskal berupa keringanan pajak serta standarisasi agar mobil desa mampu memenuni unsur kenyamanan dan keselamatan.
Namun, kata dia, pemerintah tidak akan membatasi harga jual mobil ini. "Regulasi tidak termasuk penentuan harga. Harga tentu diserahkan pada produsen dan mekanisme pasar," kata dia di kantornya, Kamis 27 Maret 2018.
Baca: Mobil Desa Kiat Mahesa Wintor Siap Diproduksi, Begini Tampangnya
Airlangga menargetkan pada kuartal III tahun ini pengembangan mobil pedesaan sudah memasuki tahap lanjut. "Mudah-mudahan akhir tahun sudah bisa diproduksi massal," ujarnya. Airlangga menargetkan mobil pedesaan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 80 persen. "Produsen komponen dalam negeri sudah siap," katanya.
Direktur Velasto Indonesia, Reza Treistanto, mengatakan perusahaannya bersama PT Kiat Inovasi Indonesia mengembangkan mobil desa jenis baru dengan merek KMW alias Kiat Mahesa Wintor. Mobil ini akan memasuki fase produksi massal pada awal 2019. Menurut Reza, harga jual mobil ini diupayakan tidak melampaui Rp 60 juta agar terjangkau oleh masyarakat desa.
Baca: Inilah Spesifikasi Mobil Desa Kiat Mahesa Wintor
Rencananya, KMW akan dibuat di dua lokasi yakni di Klaten dan Bekasi. Berbeda dengan mobil desa lainnya, KMW dirancang untuk bisa menggerakkan mesin-mesin pertanian. Kendaraan ini memakai sasis ladder frame berbahan baku baja, digerakkan dengan mesin diesel 550 cc bertenaga 14 daya kuda. KMW dilengkapi peranti penggerak power take off (PTO) berkekuatan 2.800 rotasi per menit yang dapat dihubungkan dengan alat pertanian.