Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengamat: Industri Otomotif Indonesia Minim Insentif

image-gnews
Seorang pekerja mengecek mobil yang siap diekspor di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 8 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Seorang pekerja mengecek mobil yang siap diekspor di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (PT IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 8 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai industri otomotif sulit mendapat insentif fiskal yang berbasis pada kinerja penjualan domestik atau ekspor. Padahal pelaku industri meminta keringanan pajak dan pungutan lain guna menggenjot penjualan yang tengah lesu.

Menurut Faisal, daya saing sektor otomotif dalam menciptakan devisa masih kalah dibanding sektor lain. Sebab, kata dia, jika diukur dengan nilai mata uang, surplus perdagangan sektor otomotif relatif lebih rendah. Bahkan pada periode 2011-2014 neraca perdagangan sektor ini mengalami defisit yang cukup besar. "Jika melihat indikator itu, akan susah meminta insentif pemerintah," kata dia dalam diskusi di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis, 12 April 2018.

Baca: Thailand Unggul Jumlah Ekspor Mobil

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), neraca perdagangan kendaraan bermotor pada 2011 mengalami defisit US$ 4,274 miliar. Setahun kemudian, defisit melebar menjadi US$ 4,9 miliar. Pada 2013 dan 2014, defisit bisa ditekan menjadi US$ 3,34 miliar dan US$ 1,03 miliar. Surplus baru terjadi pada 2015-2017, yakni berturut-turut senilai US$ 75 juta, US$ 569 juta, dan US$ 142 juta.

Faisal mengatakan, meski secara kuantitas ekspor kendaraan nasional terus bertumbuh, nilainya masih lebih rendah ketimbang kendaraan impor yang masuk. Penyebabnya, kata dia, masyarakat cenderung mengimpor kendaraan berharga tinggi, berkebalikan dengan nilai kendaraan yang diekspor.

Baca: Ekspor Toyota 2017 Tertinggi Sejak 1987, 2 Mobil Ini Paling Laku

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Faisal pun mengimbau agar pelaku industri kendaraan bermotor mencari solusi lain untuk mengerek penjualan ketimbang menanti insentif dari pemerintah. Pelaku industri, kata dia, harus proaktif mencari pasar potensial. "Misalnya pelaku sektor jasa yang semakin tinggi pendapatannya," kata Faisal. Dia juga menyebutkan beberapa daerah potensial untuk pasar kendaraan bermotor, yakni provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. "Kawasan timur, seperti Bali dan Sulawesi Selatan."

Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kiki Verico, mengatakan, saat pasar domestik melemah, pelaku industri harus mengutamakan produk berorientasi ekspor. Namun, dia menambahkan, hal ini tidak mudah lantaran produsen selama ini cenderung membuat model kendaraan yang laku di pasar domestik. "Dalam kondisi ini, pemerintah harus berperan menciptakan lapangan kerja formal, karena pekerja formal adalah pasar paling potensial untuk meningkatkan penjualan kendaraan," ujar dia.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengatakan hingga saat ini pasar kendaraan di Jawa dan luar Jawa masih bertumbuh positif. Pendorong penjualan, kata dia, adalah pembangunan infra-struktur yang membutuhkan kendaraan niaga. "Setelah sektor ini bergerak, akan memicu penjualan mobil penumpang."

Ihwal insentif, dia menyebutkan Indonesia masih kalah dibanding Thailand. Pada 2006-2017, pemerintah Thailand empat kali memberi insentif fiskal kepada industri otomotif, dari pembebasan bea masuk impor, pengurangan bea masuk komponen sampai 90 persen, kemudahan untuk produksi kendaraan ramah lingkungan 1 dan 2, hingga insentif untuk kepemilikan kendaraan pertama. Adapun Indonesia baru memberi satu kali insentif kepada industri otomotif melalui skema kendaraan murah ramah lingkungan (LCGC) pada 2013.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

1 hari lalu

Pemilik RANS Cilegon FC, Rafi Ahmad bersama Rudy Salim dalam acara Superstar Announcement RANS Cilegon FC di Prestige Motorcars, Pluit, Jakarta, Selasa, 29 Maret 2022. Namun, kedatangan Ronaldinho tersebut tidak untuk memperkuat RANS Cilegon FC di Liga 1. Ronaldinho akan meramaikan sederetan acara yang akan digelar oleh RANS FC. TEMPO/ Faisal Ramadhan
37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.


Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

15 hari lalu

Daihatsu turut meramaikan Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS Semarang 2023, 18-22 Oktober. (Foto: Daihatsu)
Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

Pada Maret 2024, penjualan ritel Daihatsu tercatat mencapai 17.352 unit atau naik sekitar 17,1 persen dibanding bulan sebelumnya.


Teten soal UMKM Knalpot Aftermarket: Belum Bisa Produksi Mobil, Komponennya Juga Sudah Hebat

30 hari lalu

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat membuka acara Cerita Nusantara: Unveiling the Story of Indonesia Artistry di Jakarta, Selasa, 28 November 2023/Foto: Doc. MenKopUKM
Teten soal UMKM Knalpot Aftermarket: Belum Bisa Produksi Mobil, Komponennya Juga Sudah Hebat

Teten bangga terhadap UMKM otomotif di Indonesia yang memproduksi sparepart otomotif, dengan kualitas dan harganya bersaing.


Teten Dorong Industri Otomotif Bermitra dengan UMKM Komponen, Sambut Pengembangan EV

47 hari lalu

Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 16 Februari 2024. Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti sebanyak 188 merek meramaikan IIMS 2024, termasuk diantaranya 53 merek kendaraan roda empat dan dua berbahan dasar mesin dan listrik dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Teten Dorong Industri Otomotif Bermitra dengan UMKM Komponen, Sambut Pengembangan EV

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong UMKM diberi andil lebih besar dalam industri otomotif.


Berdayakan Petani Rami, Penelitian di UI Tawarkan Inovasi Bahan Bodi dan Interior Mobil

51 hari lalu

Fakultas Teknik UI. Istimewa
Berdayakan Petani Rami, Penelitian di UI Tawarkan Inovasi Bahan Bodi dan Interior Mobil

Penemuan dari UI ini telah melewati proses penelitian sejak 2000. Selain pada bodi dan interior otomotif, aplikasi juga dicoba pada pesawat terbang.


Kemenkomarves Bicara Industri Otomotif ASEAN, Indonesia Unggul di Mobil Penumpang

55 hari lalu

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, saat ditemui di kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat pada 18 Agustus 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Kemenkomarves Bicara Industri Otomotif ASEAN, Indonesia Unggul di Mobil Penumpang

Sebanyak 54 persen kendaraan yang diekspor merupakan mobil tujuh kursi. Karena itu Indonesia berpotensi menjadi hub industri otomotif ASEAN.


Industri Otomotif 2024: Bagaimana Proyeksi Penjualan Mobil Nasional di Tahun Politik?

24 Februari 2024

Tamu undangan tengah melihat dari dekat mobil Suzuki Jimny 5 pintu yang baru diluncurkan pada gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis 15 Februari 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Industri Otomotif 2024: Bagaimana Proyeksi Penjualan Mobil Nasional di Tahun Politik?

Tahun 2024 bertepatan dengan kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu), bagaimana tren, proyeksi penjualan hingga dampak iklim politik terhadap industri otomotif?


Ganjar di IIMS 2024: yang Beli Mobil Banyak, Tapi yang Antre Beras Juga Banyak

23 Februari 2024

Ganjar Pranowo hadir di IIMS 2024. (TEMPO/ Erwan Hartawan)
Ganjar di IIMS 2024: yang Beli Mobil Banyak, Tapi yang Antre Beras Juga Banyak

Ganjar mengatakan bahwa pembeli mobil saat ini cukup banyak, namun masyarakat yang mengantre beras juga disebut banyak.


TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN dapat penghargaan Lighthouse Industry 2024 dari Kementerian Perindustrian. (Dok TMMIN)
TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.


Komentar Pengamat soal Pasar Mobil Listrik Indonesia yang Diramaikan Pabrikan Cina

19 Februari 2024

Fasilitas Diler BYD BSD City di Tangerang. (Foto: BYD)
Komentar Pengamat soal Pasar Mobil Listrik Indonesia yang Diramaikan Pabrikan Cina

Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu memberikan komentar terkait ramainya pabrikan Cina yang mengisi pasar mobil listrik di Indonesia.