TEMPO.CO, Jakarta - Firma investasi milik miliarder George Soros membeli obligasi Tesla Inc pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut menjadikan pabrikan mobil listrik milik Elon Musk itu mendapat dukungan modal lebih besar.
Dikutip dari Reuters, 16 Mei 2018, Soros Fund Management LLC membeli US$ 35 juta saham Tesla dalam bentuk obligasi konversi. Berdasarkan catatan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, obligasi itu jatuh tempo pada Maret 2019. Juru bicara pihak Soros menolak mengomentari hal tersebut.
Obligasi konversi merupakan jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari perusahaan penerbit obligasi, dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan lebih dulu pada penerbitan obligasi tersebut.
Baca: Penjualan Mitsubishi Xpander April 2018 Salip Toyota Avanza, Xenia Tercecer
Aset ini dapat dikonversi ke saham umum dalam jumlah yang ditentukan sebelumnya. Hal ini secara efektif dapat membuat investor berpartisipasi dalam perdagangan saham, dengan laba yang lebih tinggi, dan keamanan instrumen investasi yang lebih baik.
Musk, yang juga seorang miliarder seperti Soros, sedang berada di bawah tekanan investor untuk membuktikan bahwa Tesla dapat memecahkan masalah produksi, menghentikan staf senior yang keluar dari perusahaan, dan menjawab pertanyaan seputar kecelakaan yang melibatkan mobil listriknya.
Baca: Inilah Harley-Davidson Termahal di Dunia: Bertabur Berlian
Pada 2016, SolarCity Corp, perusahaan panel tenaga surya penuh utang yang juga dimiliki Musk, telah diakuisisi Tesla. SolarCity berhasil mendapatkan US$ 305 juta dengan menjual cash flow masa depan untuk portofolio proyek tenaga surya. Langkah ini disarankan Soros Fund Management LLC.
Soros juga sebelumnya memiliki saham Tesla, tapi dia telah menjual sahamnya tahun lalu.
Pengungkapan tentang kepemilikan saham dari manajer hedge fund dalam satu kuartal pada berkas 13F merupakan salah satu cara publik untuk mengetahui apa yang dijual dan dibeli manajer.
Pengungkapan seperti ini terjadi setiap 45 hari setelah akhir kuartal dan tidak mencerminkan situasi terkini.
REUTERS | RYAN DWIKY ANGGRIAWAN
Simak: Idling Stop dan Keyless Mobil Akibatkan Kematian, Ini Sebabnya