TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah menembus level Rp 14.203 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin, 21 Mei 2018. Meski demikian, pelemahan ini dianggap belum akan berpengaruh terhadap industri sepeda motor di Indonesia.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Sigit Kumala mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah baru akan terasa pada akhir tahun mendatang.
"Mudah-mudahan segera pulih sehingga dampaknya tidak terlalu besar," kata Sigit di sela-sela acara buka puasa bersama grup Astra International di Jakarta, Senin malam.
Baca: Distribusi Sepeda Motor April Naik Signifikan, Ini Penyebabnya
Menurut Sigit, kenaikan kurs dolar tentu akan mempengaruhi proses produksi sepeda motor di Indonesia. Meskipun kandungan lokal sepeda motor yang diproduksi di Indonesia sudah mencapai 90 persen, bahan baku untuk pembuatan suku cadang sebagian besar masih impor.
Ia menyebut beberapa suku cadang bahan bakunya masih diimpor, lalu produksi di Indonesia. "Busi, misalnya, bahan bakunya sebagian masih impor," ujarnya.
Baca: Penjualan Matik April Naik 15 Persen, Honda BeAT Paling Laris
Sigit menyampaikan pada kuartal pertama tahun ini penjualan sepeda motor di Indonesia cukup menggembirakan meski hanya tumbuh 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data AISI, penjualan sepeda motor di pasar domestik mencapai 1,46 juta sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Angka ini lebih tinggi dibanding penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,4 juta unit.
AISI optimistis, jika situasi stabil seperti sekarang, penjualan sepeda motor bakal menembus angka 6,1 juta unit di akhir tahun.