TEMPO.CO, Semarang - Jalan Tol Fungsional yang membentang dari Brebes Timur hingga Surabaya sebagian besar masih dalam tahap penyelesaian pengerjaan kontruksi agar dapat dilalui pada saat puncak arus mudik 2018 yang diperkirakan mulai 8 Juni 2018.
Dari tinjauan lapangan Tempo di masa pra-mudik pada 1-4 Juni 2018, kondisi ruas-ruas tersebut masih memberatkan kendaraan pribadi yang ingin melintas. Khususnya jalur tol fungsional dari Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Colomadu.
Baca Juga:
Seksi 1 Batang-Tulis Tol Batang-Semarang, Jawa Tengah, misalnya, baru terdiri dari sebuah lajur beton selebar hampir 11 meter. Lajur yang muat diisi 3 mobil berjajar itu rencananya baru dibuka untuk pemudik pada H-7 hingga H+7 masa Lebaran. Saat disambangi Tempo, tumpukan material dan angkutan berat masih memenuhi lajur tersebut.
Baca: Puncak Arus Mudik 2018 H-6, 46 Persen Gunakan Mobil Pribadi
Roso, salah seorang pekerja konstruksi di ruas yang dibawahi PT Jasamarga Semarang Batang tersebut, menyebut adanya tolo-tolo atau tiang pemisah yang akan ditempatkan di sisi luar jalan beton tersebut. "Sekarang masih banyak gundukan tanah dan aktivitas eskavator, jadi belum dipasang," ujarnya saat ditemui Tempo di lokasi, Jumat, 1 Juni 2018.
Proyek pekerjaan ruas tol fungsional Batang-Semarang 2 Juni 2018. TEMPO/Ridian Eka Saputra
Tol Batang-Semarang ini menjadi satu dari lima ruas fungsional utama yang bisa digunakan sementara oleh pemudik. Dari Brebes Timur hingga Semarang, pemerintah menyediakan jalur bebas hambatan darurat sepanjang 150 km. Sekitar 132 km dari jalur tersebut berupa lapisan beton (rigid), sisanya sudah beraspal maupun masih sekedar jalan tanah.
Meski hanya sepanjang 6 kilometer, Seksi 1 Tol Batang-Semarang masih rawan untuk dilewati roda empat. Bagaimana tidak, lajur beton fungsional itu lebih tinggi 10-15 sentimeter dari jalan tanah di sisi kiri dan kanannya. Meski telah melalui tahap perkerasan kaku (rigid pavement) pun, lajur itu pun belum rata dan dipenuhi bebatuan.
Baca: Inilah Pentingnya Kondisi Ban yang Prima Saat Mudik 2018
Juru Bicara bagian Umum PT Jasamarga Semarang Batang, Andy Susilo, mengatakan kondisi Seksi 2 Tulis-Weleri tak jauh berbeda dari Batang-Semarang. Namun, perlintasan pemudik Tulis-Weleri akan terhambat oleh pembangunan Jembatan Kali Kuto seberat 2.400 ton. "Jembatan itu penghubung ke Seksi 3 Weleri-Kendal hingga tol-tol selanjutnya ke Semarang," ucap Andy.
Konstruksi jembatan tersebut baru rampung 75 persen, menyisakan pemasangan plat jembatan dan rangka penghubung jalan. Hingga target penyelesaiannya, yaitu H-2 Lebaran, ujar Andy, pemudik akan diarahkan ke jalur arteri selama beberapa hari. "Bisa keluar ke wilayah Gringsing (Batang) sejauh 500 meter, lalu kembali ke seksi tol berikutnya, menuju Semarang."
Sejumlah pekerja mengerjakan konstruksi jalan raya di ruas tol Batang-Semarang tepatnya di sekitar Jembatan Kalikuto yang menghubungkan Gringsing dan Wleri, Jawa Tengah, 2 juni 2018. TEMPO/Ridian Eka Saputra
Aktivitas puluhan truk pasir pun masih terlihat di tol fungsional Pemalang-Batang milik anak usaha PT Waskita Toll Road, Sabtu lalu. Beberapa lajur di Pemalang-Batang sudah melewati pengaspalan tahap pertama, namun ada pula yang hanya berupa lantai beton tipis (lean concrete) setebal 5 cm.
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Pemalang Batang Toll Road yang berjaga di lokasi, Gusnayo, mengatakan pengecoran beton tengah dikebut hingga masa penghentian proyek pada 5 Juni 2018. "Kami masih memasang lapis agregat. Nanti pemudik melintas satu arah di jalan beton dan aspal itu, tak pakai jalur tanah," tuturnya.
Baca: Toyota Hadirkan 304 Layanan Mudik, Simak Lokasi dan Fasilitasnya
Calon pemudik di ruas Salatiga-Colomadu yang menjadi bagian dari Tol Solo-Ngawi, diimbau tak memacu kendaraan lebih dari 40 km/jam. "Kontur jalannya belum rata," kata Staf Sumber Daya Manusia dan Umum (SDMU) PT Jasamarga Solo Ngawi, Hudja Arafuddin, pada Tempo, 4 Juni 2018.
Adapun Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengaku masih menemui perlintasan jalan umum di sejumlah tol fungsional. Jalur tersebut kerap dipakai menyeberang oleh masyarakat lokal di sekitar pembangunan tol. "Itu harus ditutup aksesnya supaya tidak mengganggu kelancaran arus mudik," ujarnya.
YOHANES PASKALIS PAE DALE | WAWAN PRIYANTO