TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan meminta pengguna sepeda motor lebih memperhitungkan faktor keselamatan dalam perjalanan mudik 2018. Pasalnya, pemudik motor akan menempuh jalur-jalur arteri yang memiliki rute tempuh lebih rumit dan cenderung lebih ekstrem.
Direktur Bina Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani, mengatakan pemudik roda dua harus beristirahat secara berkala. Dalam situasi macet, pengguna motor terbiasa berhenti untuk jangka waktu tertentu dalam antrean panjang.
"Jadi harus ada perkiraan rute untuk istirahat, mencegah dehidrasi dan gejala lain yang bisa membuat konsentrasi berkendara menurun," ujarnya pada Tempo, Rabu 7 Juni 2018.
Baca:
Mudik 2018: Tips Aman Berkendara Pakai SUV ala Chevrolet
Inilah Pentingnya Kondisi Ban yang Prima Saat Mudik 2018
Dia tak menampik sulitnya mendorong pemakai kendaraan pribadi agar berpindah ke moda angkutan umum. Dalam dua tahun terakhir pun, jumlah pengguna roda dua di masa Lebaran selalu tumbuh hingga 30 persen.
Antisipasi kecelakaan pemudik motor, ujar Yani, banyak dikonsentrasikan di jalur rawan, salah satunya lintas Nagreg-Limbangan, Kabupaten Garut, yang menjadi bagian dari jalur selatan Jawa Barat. Berdasarkan pengamatan Tempo pada H-10 Lebaran atau 5 Juni lalu, arus kendaraan di jalur tersebut diatur satu arah untuk mencegah kepadatan. Meski demikian, potensi kemacetan tetap datang dari pasar di jalan lintas Limbangan-Malangbong yang biasa dipakai sebagai jalur mudik.
Pada Tempo, seorang petugas satuan unit lalu lintas Kepolisian Sektor Nagreg yang menolak menyebut nama, tak menampik parahnya kepadatan yang ditimbulkan pasar tumpah. "Truk bisa antre jauh, memanjang ke arah barat dari Limbagan," katanya, Selasa lalu. "Itu pasarnya di sekitar jalan yang lebarnya cuma 6-7 meter, untuk dua arah."
Kemenhub, kata Yani lagi, justru merencanakan pemberian pagar betis di titik-titik pasar tumpah. "Di Nagreg dan sekitarnya kita pastikan jalan sudah harus clear untuk pemudik. Kan kami ada posko gabungan dengan polisi," ujarnya.
Kelaikan bus antar kota antar provinsi (AKAP) serta antar kota dalam provinsi (AKDP) pun dipersiapkan. Dari total 32 ribu bus yang diperiksa Kemenhub, sudah ada 25 ribu unit yang memenuhi kelayakan untuk beroperasi pada awal arus mudik, Jumat besok. Ramp check atau uji kelaikan tersebut sudah digelar sejak Maret lalu.
Baca:
Puncak Arus Mudik 2018 H-6, 46 Persen Gunakan Mobil Pribadi
"Batasnya ya H-7 Lebaran, kalau tak lulus tak ada maaf, tak bisa digunakan," tutur Yani sambil menambahkan bahwa para supir bus diwajibkan beristirahat setiap empat jam.
Adapun Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, menyebut adanya sembilan lokasi jembatan timbang di wilayah Jawa yang dikondisikan sebagai lokasi rehat alias rest area jalan arteri pada mudik 2018. Jembatan timbang, seperti yang berada di kawasan Balonggandu, Kabupaten Karawang, Jawa Barat tersebut itu bisa dimanfaatkan pemudik motor maupun penumpang bus lintas daerah. "Itu sudah mulai kita fungsikan kok, cek saja di lapangan," ucap Budi.