TEMPO.CO, Jakarta - Hankook Tire Indonesia, produsen ban mobil yang menggunakan 100 persen bahan baku karet lokal, telah banyak menyerap tenaga kerja dan melakukan ekspor dalam skala yang besar ke beberapa kawasan dunia.
Ekspansi bisnisnya lebih mengutamakan ekspor daripada pemenuhan pasar domestik. Setiap hari mampu memproduksi 32.000 ban dengan fokus pada produksi ban yang diperuntukkan pada mobil penumpang saja. Untuk bus dan truk, produksinya di negara lain.
Baca: Pentingnya Mengecek Tekanan Angin pada Ban Mobil
Pabrik yang dibangun seluas 60 hektare ini menyerap 1.852 tenaga kerja dengan komposisi 98,1 persen laki-laki dan 1,9 persen perempuan. Di dalam kegiatan proses produksinya dibagi menjadi 3 shift.
“Kualitas produk adalah fokus utama Hankook, sehingga telah melakukan banyak pemeriksaan dan penyortiran dalam proses produksi agar konsumen mendapatkan ban dengan kualitas terbaik,” ujar Hyon Young Seop, Senior Manager Corporate Management Team Hankook Tire Indonesia.
Adapun inovasi teknologi yang sudah digunakan dalam setiap proses produksinya seperti pada Material Checks - RFID, Barcode (GMES), Auto Weighting System, Logistics Automation System, EMS, MBR, Auto Storage W/H, Fool Proof System, dan Quality Machine Check (Uniformity, Dynamic Balance, ITT, X-ray).
Pabrik yang terletak di Indonesia merupakan pabrik ke-7 dari total keseluruhan delapan pabrik Hankook yang tersebar di dunia, seperti 3 pabrik di Cina, 2 pabrik di Korea, 1 pabrik di Hungaria, 1 pabrik di Indonesia, dan 1 pabrik lagi di Amerika Serikat. Investasi pun 100 persen oleh Hankook Tire. Jika tahun 2018 investasinya sebesar US$650 juta, lalu ke depannya investasi akan menjadi US$ 1,1 miliar dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar 20 juta ban per tahun.
Baca: Ban Mobil Baru Terdapat Garis Berwarna, Ini Fungsinya
Produk ban yang dihasilkan oleh Hankook telah diekspor ke beberapa kawasan seperti Timur Tengah, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Asia Tenggara, dan untuk memenuhi permintaan pasar domestik di Indonesia. Adapun ban yang telah di produksi 92 persen akan diekspor dan 8 persen untuk pasar domestik.