TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal (Purn) Nanan Soekarna mengakui sangat menggemari motor-motor seri lawas Harley Davidson. "Saya dari dulu memang suka (Harley) yang tua semua, nggak mau yang muda," ujar Nanan ditemui di sela menghadiri event Indonesian Heritage Motorcycles di komplek Candi Prambanan Sabtu 21 Juli 2018.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) itu terpesona karena merawat Harley lawas itu masih benar-benar melibatkan campur tangan manusia. "Kalau (motor Harley) yang baru-baru sekarang kan tinggal colok komputer, masalah beres, yang tua nggak bisa begitu, masih pakai feeling, serba manual dan itu justru seninya," ujarnya.
Baca: Merawat Harley Davidson Lawas Tak Sulit, Ini Tips dari Pakarnya
Dari kecintaan pada Harley lawas itu, Nanan pun turut memburu Harley lawas itu ke berbagai daerah di Indonesia. Ia tak segan mencari informasi dari kalangan komunitas pecinta motor besar di daerah demi menemukan motor lawas yang ia cari.
Sejumlah Harley Davidson lawas tampil saat mengikuti Indonesian Heritage Motorcycles di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dari perburuannya, Nanan mengaku saat ini setidaknya sudah mendapatkan tiga Harley yang ia inginkan. Semuanya keluaran di bawah tahun 1960 yang cukup legendaris. Nanan memiliki antara lain paling tua adalah Harley Davidson UL keluaran tahun 1932, ada pula WLA keluaran tahun 1942, dan juga Hydra Glide produksi tahun 1957. "Motor-motor itu saat ketemu kan udah lama, kondisinya tidak hidup juga, pelan-pelan saya perbaiki sampai hidup," ujarnya.
Baca: Cara Pemilik Harley Davidson Lawas Berburu Suku Cadang
Untuk memperbaiki dan merestorasi motor-motor lawas itu, Nanan juga mengandalkan jaringan komunitasnya demi mendapatkan spare part yang dibutuhkan. Sehingga tak jarang, misalnya ada satu motornya diperoleh dari wilayah Klaten Jawa Tengah, namun untuk perbaikan dan restorasinya ia bawa ke bengkel beberapa daerah seperti Bandung, Bekasi, dan juga Jakarta. "Jadi motor lawas itu memberi multi player effect juga ke bengkel-bengkel daerah," ujarnya.
Nanan menilai, motor lawas seperti halnya benda seni yang bernilai sejarah sehingga perlu dipertahankan keberadaannya. Ia berharap Indonesia bisa memiliki program Canonball Run seperti Amerika. Yakni event dua tahunan bagi pecinta motor lawas seluruh dunia untuk berkumpul dan silaturahmi.
Baca: Tergiur Harga, Banyak Harley Davidson Tua Dijual ke Luar Negeri
"Apalagi Indonesia punya banyak obyek wisata menarik, kalau peluang ini ditangkap travel agent pasti menarik, sekalian promosi wisata," ujarnya. Terlebih, ujarnya, di Amerika, saat musim dingin orang tak memakai motor untuk berpergian. Saat itulah Indonesia bisa menarik wisatawan manca lewat event seperti itu.