TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa otomotif Jerman, Volkswagen, mengatakan pada Kamis, 23 Agustus 2018 akan meluncurkan layanan ride sharing dengan mobil listrik di Berlin tahun depan. Volkswagen juga berencana memamerkan model-model baru untuk pasar ini.
Layanan itu dikenal sebagai We Share dan dimulai pada kuartal kedua 2019. Untuk pertama kalinya dikenalkan untuk 1.500 unit VW e-Golf di ibu kota. Ke depannya, mobil-mobil yang ada secara bertahap akan diganti dengan model baru dari generasi VW "I.D."
Baca: Pekerja Volkswagen Jerman Tuntuk Kenaikan Upah
We Share akan bergabung dengan berbagai layanan mobil lainnya. Di mana pengguna dapat memesan melalui aplikasi ponsel untuk mengetahui ketersediaan parkir di sekitar kota sebelum melakukan parkir pengisian mobil listrik. Layanan ini sudah lama hadir di Berlin dan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia.
Eksekutif produsen mobil terbesar di dunia melihat potensi pertumbuhan ini setidaknya 15 persen per tahun untuk penawaran di Eropa. Rencananya akan menyebar ke kota-kota besar lainnya di Jerman, Eropa, Amerika Serikat dan Kanada mulai 2020.
Tapi VW yang berbasis di Wolfsburg mendapatkan persaingan ketat dari Daimler dan BMW. Pada bulan Maret mereka menggabungkan aplikasi car sharing, Car2Go, dan DriveNow.
Gabungan Car2Go dan DriveNow menawarkan 20 ribu kendaraan untuk disewakan jangka pendek di sekitar 31 kota, dengan 4 juta pengguna yang terdaftar.
Baca: Volkswagen Touareg 2018 Punya Fitur yang Inovatif
Dua produsen teratas ini menawarkan serangkaian "layanan mobilitas" dari car sharing hingga taxi hailing atau layanan yang dapat menemukan tempat parkir gratis dan poin pengisian mobil listrik. Bertujuan untuk bersaing dengan pesaing seperti Uber yang berbasis di California.
VW juga memiliki rencana besar untuk mengintegrasikan berbagai bentuk transportasi, dengan berencana membuat bus listrik yang dapat "berhenti virtual". Saat ini sedang diuji di kota pelabuhan, Hamburg.
Dalam proyek ini VW berencana menghabiskan 3,5 miliar euro atau setara Rp 58,5 triliun untuk proyek yang disebut "serangan digital" pada 2025.
AUTO NDTV