TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Sekitar melemah hingga menyentuh angka Rp 14.838, Senin, 3 September 2018. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar ini berdampak industri otomotif.
Head of Sales and Marketing Group PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Imam Choeru Cahya mengatakan bahwa exchange rate (nilai tukar mata uang) memang menjadi salah satu faktor penentuan harga jual kendaraan bermotor.
Baca: Pesanan Mitsubishi Xpander Tinggi, Begini Siasat Produksinya
Meski demikian, ia juga menyebut faktor-faktor lain turut memiliki andil dalam menentukan kenaikan harga. “Kenaikan harga tentunya disesuaikan berdasarkan study, competitiveness, value for money dan tidak mungkin naik drastis,” kata Imam kepada Tempo, Senin, 3 September 2018.
Ia menambahkan bahwa kenaikan harga juga mengacu pada demand exchange rate, BBN atau adjustment pricing strategy. “Kami juga lihat dari sisi harga yang kita jaga tetap kompetitif dan terjangkau,” ujarnya.
Baca: Ini Perbandingan Dimensi Suzuki Ertiga 2018 vs Mitsubishi Xpander
Masih menurut Imam, per-1 Agustus 2018 MMKSI telah menaikan harga Mitsubishi Xpander yang salah satu faktornya disebabkan karena nilai tukar rupiah yang terus melemah. “Karena memang beberapa komponen kami masih impor, komponen lokal memang sudah 65 persen tetapi masih ada 35 persen komponen yang masih impor, sehingga ada sedikit adjustment harga,” katanya.
Director of Sales and Marketing MMKSI Irwan Kuncoro menambahkan bahwa pada awal tahun kondisi makro ekonomi dan consumer confidence cukup baik. “Saat ini tentu saja yang harus kami antisipasi adalah exchange rate yang melemah dan tingkat suku bunga sehingga kenaikan harga tidak dapat dihindari berimbas pada harga komponen kendaraan,” katanya.