TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Borobudur Oto Mobil selaku main dealer produk Mitsubishi Fuso wilayah DIY memberikan promo jor-joran selama kegiatan Jogja Truck Festival yang digelar di Gedung Jogja Expo Center 8-9 September 2018.
"Selama kegiatan ini konsumen cukup bayar uang muka Rp 25 juta sudah bisa bawa pulang satu unit truk, bukan DP (downpayment) normal Rp 90 juta " kata Marketing PT Borobudur Oto Mobil Sarifin ditemui Tempo di sela event Sabtu 8 September 2018.
Uang muka itu berlaku untuk seri truck Mitsubishi favorit tanpa dump (hanya chassis) seperti FE 74 S, FE 74 HD, FE 74 Long, FE SHDX HG, dan Espasio. Sedangkan uang muka untuk seri FE 74 HD + dump dan FE SHDX HG + dump uang muka hanya Rp 60 juta.
Baca: Truk Iron Man dengan Interior Keren, Biaya Modifikasi Seharga Rumah
Sarifin menuturkan, promo uang muka rendah itu diperkirakan bisa cukup mendongkrak para konsumen loyal truk Mitsubishi. "Kami sediakan 20 unit truk untuk promo ini selama kegiatan," ujarnya.
Sarifin menambahkan saat ini di wilayah Yogyakarta, truk Mitsubishi berhasil menguasai market share sebesar 40 persen. Pesaing terberat mereka tak lain Isuzu Elf karena harganya lebih rendah dibanding milik Mitsubishi yang dibanderol sekitar Rp 300-350 juta (on the road).
Jika Isuzu menguasai penjualan di wilayah DIY bagian barat seperti Kabupaten Kulon Progo, Mitsubishi masih mendominasi penjualan di wilayah DIY utara seperti Sleman.
"Penjualan rata-rata masih 40 unit per bulan, masih stabil dan belum ada pengaruh kenaikan kurs dollar," ujar Sarifin.
Baca: Gaharnya Truk Modifikasi dari Lukisan 3D hingga Mini Bar
Sarifin memastikan, jika konsumen membeli truk Mitsubishi selama September ini maka fluktuasi harga tak akan terjadi karena stok yang ada dibuat sebelum kurs dollar naik atau di kisaran Rp 13 ribu.
"Tapi kalau beli Oktober dan saat kurs dollar masih tinggi seperti ini pasti ada pengaruh pada harganya," ujarnya.
Sarifin menambahkan penjualan truk Mitsubishi sendiri sempat terdongkrak pesat ketika pembebasan lahan bandara baru Kulon Progo dilakukan pada 2017 lalu. Saat itu masyarakat yang menerima ganti rugi berbondong-bondong membeli cash puluhan truk untuk usaha mengangkut material.