TEMPO.CO, Yogyakarta - Tak mudah bagi Rukhayati, 21 tahun, menjalani profesi sebagai sopir truk yang setiap hari rutenya melintasi hutan Sumatera Selatan untuk mengantar bahan pokok menuju pasar.
Meski baru mulai menyetir truk dua tahun terakhir sejak sang ayah sakit, ibu muda dengan satu anak usia 4 tahun itu sudah mengalami pengalaman menakutkan yang sebelumnya tak pernah dibayangkan. "Saya sudah dua kali dibuntuti orang yang niat mau rampok pas lewat hutan dini hari, untung lolos dan selamat," ujar Rukhayati ditemui Tempo di sela event Jogja Truck Festival di Yogya, Minggu 9 September 2018.
Baca: Penjual Aksesoris Truk di Jogja Truck Festival Raih Untung Besar
Perempuan asal Desa Pancur Pungah, Kecamatan Muara Dua, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan itu setiap dini hari mengemudikan truk untuk mengantar sang ibu menjual sembako dan hasil bumi ke pasar Kisam Tinggi yang rutenya melewati hutan selama 5 jam perjalanan.
Suatu ketika saat sedang asyik menyetir truk melewati hutan menuju pasar, ia dikagetkan dengan suara gebrakan di pintu truknya. Saat sadar, Rukhayati melihat truknya sudah diapit empat laki-laki yang masing-masing sedang berboncengan sepeda motor. "Minta uangmu! Kasih barangmu!" ujar Rukhayati menirukan gertak perampok.
Padahal saat itu ia hanya memiliki uang Rp 50 ribu dan sebuah telepon genggam. Khawatir keselamatan ibu dan dirinya terancam, Rukhayati pun sambil melambatkan laju truknya menyerahkan uang dan handphone yang ia bawa agar perampok itu pergi. "Saya trauma sekali sejak dirampok di jalan hutan itu, untung kejadian yang kedua saya sedang bareng rombongan sesama sopir truk jadi perampoknya tidak sampai nekat maksa gebrak pintu," ujar perempuan single parent itu.
Rukiyati, 21 tahun, menjadi sopir truk tiap hari mengendarai truk membelah hutan di Sumatera Selatan demi menjual hasil bumi dan sembako. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Rukhayati sendiri merasa lebih tak khawatir jika yang dihadapi sekedar oknum pelaku pungutan liar. "Kalau pungli kan kita kasih uang dia langsung pergi, kalau rampok kan nggak, kadang masih mepet terus,"ujarnya.
Tak hanya itu kejadian yang tak menyenangkan dihadapi Rukhayati. Di masa awal menjadi supir truk, Rukhayati langsung dimusuhi para istri supir truk karena dianggap menggoda suami mereka. Maklum, Rukhayati merupakan satu satunya ibu muda yang menjadi sopir di kawasan Sumatera Selatan itu. Rukhayati yang juga telah jadi janda membuat sejumlah sppir sering menggodanya meski hanya sebatas bercanda.
Simak: Kisah Ibu Jadi Sopir Truk Antarkota Demi Menghidupi 8 Anak
"Tapi mereka tak sampai melecehkan, kurang ajar atau sampai minta ngajak begituan (berhubungan intim), karena saya juga tak menggubris kalau digoda," ujar Rukhayati.
Rukhayati mengaku saat ini justru merasa nyaman memiliki jejaring para sopir truk yang menjaganya dan menemaninya saat berangkat dini hari melintasi hutan menuju pasar.
"Meski penghasilannya tak seberapa, saya bersyukur karena masih bisa membantu menopang ekonomi keluarga," ujar perempuan yang sehari-hari bisa membawa pulang uang Rp 150 ribu dari menyopir truk itu.