TEMPO.CO, Jakarta - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) melihat pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir merupakan hal normal dalam bisnis. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS juga tak langsung disikapi dengan penyesuaian harga mobil.
Head of 4W Brand Development and Marketing Research PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Harold Donnel kepada Tempo beberapa waktu lalu menyampaikan bahwa penyesuaian harga merupakan bagian dari perencanaan panjang dalam produksi dan penjualan, sehingga tidak akan dilakukan dengan tiba-tiba.
Baca: Pelemahan Rupiah, Adira Pertimbangkan Budget Tahun Depan
“Secara paralel observasi pasti terus dilakukan untuk mempelajari kondisi pasar dan untuk mempersiapkan langkah strategis yang dapat menjadi solusi terbaik bagi kami dan konsumen,” katanya.
Menurut Harold ada tiga poin utama yang mempengaruhi penyesuaian harga mobil. Pertama adalah biaya produksi. Nilai tukar rupiah hanya salah satu faktor dari banyak faktor yang berpengaruh di biaya produksi (materal, man power, dan sebagainya).
Baca: Suzuki: Pelemahan Rupiah Bisa Mendorong Lokalisasi Konten
Kedua adalah regulasi, misalnya regulasi soal Low Cost & Green Car yang juga berimbas pada penyesuaian harga. Lalu ketiga adalah kompetisi. “Jadi faktor kurs atau exchange rate tidak serta merta menaikkan harga (mobil),” ujarnya.
Meski demikian, Harold mengakui bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS mendapatkan perhatian khusus dari Suzuki Indonesia. Apalagi jika pelemahan rupiah ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama. “Kami memang harus melihat dalam satu atau dua bulan ke depan apakah ada dampak yang signifikan terkait peningkatan dolar AS atau tidak, namun saat ini masih wajar.”