TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang di Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat mengeluhkan kebijakan perluasan aturan ganjil genap yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perluasan aturan tersebut merambah ke Jalan Benyamin Sueb, lokasinya tidak jauh dari Pasar Mobil Kemayoran.
Yanti, pedagang di Pasar Mobil Kemayoran mengatakan sebelum aturan itu berlaku, konsumen yang datang ke tokonya untuk membeli sekaligus memasang berbagai aksesoris mobil cukup ramai. Penghasilannya kala itu bisa sampai jutaan rupiah per hari, namun, setelah peraturan perluasan ganjil genap diberlakukan, jumlah pengunjung yang datang ke kiosnya menurun drastis, bahkan dalam dua hari terakhir dirinya mengaku tidak menjual satu pun aksesoris mobil.
Baca: Geram Jokowi Dibully Soal Esemka, Sukiyat: Buat Mobil Tak Gampang
"Hari ini sama kemarin kosong. Kemarin-kemarin paling ada pemasukan sehari cuma Rp85.000. Itupun saya masih harus bayar buat anak buah, sewa, kena pajak juga kan," kata pemilik toko Yanti Prince's itu, Jumat 14 September 2018.
Menurut Yanti, kebijakan tersebut telah berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung yang datang ke pasar mobil tertua dan terbesar di Jakarta tersebut. "Hari ini orangnya ada waktu buat ke sini, tapi terhalang aturan ganjil genap. Jadi ujung-ujungnya orang jadi malas untuk datang ke sini," ujarnya.
Simak: Sulit Menjual Mobil Bekas Meski Sudah Beriklan, Ini Penyebabnya
Senada disampaikan Hindi, pemilik toko aksesoris dan suku cadang Cakra. Penjualan tokonya terus menurun hingga mencapai 50 persen pasca aturan tersebut diterapkan. Tetapi dirinya enggan merinci lebih lanjut terkait penurunan penjualan yang dialami. Beberapa toko nampak masih menutup pintu rollingdoor-nya, padahal waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.00 WIB. Sebagian toko lainnya sudah menjajakan dagangannya mulai pukul 09.00 WIB.
Hindi mengatakan akhir-akhir ini memang ada sejumlah toko yang memilih tutup. Empat di antaranya berada di samping dan seberang toko miliknya. Sepinya konsumen, kata dia, menjadi salah satu faktor pemicu. Perempuan berkacamata itu juga mengatakan, sepinya konsumen di Pasar Mobil Kemayoran disebabkan semakin berkembangnya penjualan aksesoris dan suku cadang mobil secara daring.
Para pelaku bisnis yang berjualan dengan cara ini, dinilai lebih diuntungkan karena mereka kebanyakan berjualan dari rumah, tidak perlu menyewa kios, dan tidak banyak mempekerjakan karyawan. Hal itu membuat mereka bisa menjual aksesoris maupun suku cadang dengan harga yang lebih murah.
Baca: 7 Tips Membeli Mobil Bekas agar Tak Kemahalan dan Kena Tipu
"Kami di sini juga jualan daring, tapi harga kami kalah. Mereka tetap akan menang kalau soal harga. Selisih Rp10.000 atau bahkan Rp5.000 saja konsumen pasti akan pindah," ucapnya. Yanti dan Hindi berharap kebijakan perluasan aturan ganjil genap ini bisa dievaluasi secepatnya agar bisnisnya bisa kembali bangkit.
ANTARA