TEMPO.CO, Malabar - Berkendara jauh hanya untuk menikmati kopi? Beberapa teman menyebut ide tersebut sebagai “kurang kerjaan”. Untuk mengopi, mereka mengatakan tak perlu mengeluarkan mobil dan menempuh perjalanan sampai 7-8 jam, harus melewati tol Cikampek yang macet parah pula.
Cukup dengan duduk di pekarangan rumah di pagi hari, lalu menyobek kopi sachet, secangkir kopi pun sudah terhidang. Apa istimewanya pergi ke Pengalengan, Bandung Selatan, hanya untuk menyeruput kopi?
“Mencari peserta untuk mau meluangkan waktu menikmati kopi di kebun kopi di pegunungan memang sebuah tantangan,” kata Anggraito, salah satu Ketua Panitia “Keto-Coffee Camp”, pada Selasa, 28 Agustus lalu.
Baca: Uji Nyali Test Drive Mitsubishi Xpander di Sky Bridge IIMS 2018
Cara membujuk yang konvensional, bahkan terkesan datar, harus ditinggalkan. Apalagi pada akhir Agustus lalu, ada dua event penting yang menyita perhatian banyak orang. Pertama, momen Idul Qurban yang biasanya dimanfaatkan keluarga untuk berkumpul. Kedua, Asian Games yang menyedot simpati berbagai kalangan.
Maka, Anggraito dan kawan-kawan menyusun strategi agar agenda mengunjungi kebun kopi di pegunungan Malabar, Pengalengan pada pada 25-26 Agustus itu punya daya pikat. Pertama, panitia melibatkan komunitas yang kini sedang naik daun: komunitas keto, yang menerapkan pola makan dengan asupan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Komunitas ini punya ribuan anggota. Kopi menjadi minuman favorit pelaku diet ini.