Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Sosok di Balik Kesuksesan Situs Jual Beli Kendaraan Moladin

Reporter

image-gnews
Mario Tanamas dan Jovin Hoon, pendiri situs jual beli kendaraan Moladin. Sumber: swa.co.id
Mario Tanamas dan Jovin Hoon, pendiri situs jual beli kendaraan Moladin. Sumber: swa.co.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situs jual beli kendaraan kini makin ramai bak jamur di kala hujan, tak terkecuali Moladin. Didirikan Mario Tanamas dan Jovin Hoon, Moladin telah dipercaya 50 dealer motor dan empat perusahaan leasing yaitu OTO Finance, BAF, Adira, dan WOM Finance, untuk bermitra. Rata-rata penjualannya sejak Desember 2017 mencapai 150-200 motor per bulan. Target akhir 2018 mencapai 700 motor per bulan dan tahun 2019 (mulai Maret) menjual 1.000 motor per bulan. Tak mengherankan, investor pun tertarik mendanai. US$ 1,2 juta atau sekitar Rp 17,1 miliar telah dikucurkan East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

Baca: 7 Tips Membeli Mobil Bekas agar Tak Kemahalan dan Kena Tipu

Bisnis dua sahabat ini bermula saat Mario mengajak jalan-jalan Jovin untuk melihat dealer motor milik keluarga Mario di Jakarta. Dari sana muncul ide melakukan studi pasar tentang e-commerce penjualan motor. Dan, tersingkaplah peluang itu. “Saya lihat ada kecocokan karena memang ada booming e-commerce dan market motor yang besar di Indonesia,” ungkap Mario kepada Swa. Keduanya pun sepakat mendirikan Moladin yang merupakan platform online khusus penjualan motor.

Moladin menyasar kalangan konsumen menengah-bawah. “Segmentasinya orang yang tidak memiliki credit card dan mau membeli motor baru. Kami menawarkan harga transparan, mungkin itu yang membuat banyak orang tertarik dengan platform kami,” ujar Mario.

Dari sisi model bisnis, Moladin bertindak sebagai agregator yang berada di tengah-tengah antara konsumen dan dealer. “Setiap ada penjualan ke dealer, kami akan mendapatkan komisi. Kami membantu dealer untuk berjualan,” kata Mario. Pihaknya juga sudah membangun sistem sehingga tidak perlu para sales menulis dokumen. “Kami ada sistem yang merekap itu, sehingga leasing bisa langsung menyurvei. Dealer juga ada aplikasinya sendiri untuk memantau penjualan motor mereka. Dealer bisa memantau order yang masuk ke tokonya dia berapa,” kata lulusan S-1 Business Administration and Management, Nanyang Technological University (NTU) Singapura itu.

Karena berposisi demikian, calon pembeli sangat dimudahkan. Ketika calon pembeli ingin motor merah dan tidak tersedia di satu dealer, tak perlu pusing. “Nanti sistem kami yang akan mencari di stok dealer kami. Jadi, tidak perlu ribet untuk mencari di toko-toko lain,” Mario menambahkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk memodali usaha ini, Mario-Jovin menggunakan uang tabungan sendiri hingga kemudian berhasil menjual 10-30 motor, dan dari itu kemudian berhasil mendapatkan funding dari investor. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional membesarkan Moladin. “Kami dapat funding pada bulan Juni, kami gunakan untuk membangun tim TI, sistem, dan menambah marketing untuk memperkenalkan Moladin ke masyarakat,” kata Mario. Mereka melakukan branding melalui konten video di kanal YouTube dan media sosial lainnya. Di luar itu, mereka mulai memasang pos (seperti tenda penjualan motor) di SPBU dan ruko-ruko kecil.

Baca: Mobil Bekas Bisa Mengkilap Ala Kendaraan Baru, Ini Biayanya

Berangkat dari nol, Moladin kini membesar. Awalnya, kedua sahabat ini hanya ditemani tujuh orang, saat ini sudah mempekerjakan 40-an orang. Sekalipun organisasi membesar, keduanya masih fokus berjualan di Jabodetabek. “Kami tidak ingin keluar dulu. Tapi, ke depan kami harus keluar dari Jabodetabek. Sekarang juga sudah banyak yang bertanya tentang Moladin dari Kalimantan dan wilayah lain di Pulau Jawa. Kami ingin ketemu polanya dulu. Jangan sampai di satu kota kami belum mantap, sudah keluar ke daerah lain. Nanti malah jadinya berantakan,” kata Mario tentang prinsipnya.

Dia mengakui bisnis ini banyak tantangannya, mulai dari soal edukasi ke konsumen hingga aspek pengkreditan. “Karena, kami bekerjasama dengan pihak ketiga seperti leasing. Kalau e-commerce lain, mereka jual dan uangnya langsung masuk. Nah, kalau kami, pendanaannya ini masuk ke pihak ketiga. Kalau pihak ketiga sedang ada pengetatan kriteria kredit, akan berdampak pada penjualan kami. Ini yang sekarang sedang kami pikirkan,” kata Mario.

SWA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasar Mobil Bekas Nasional, Mobil Low MPV dan LCGC Paling Banyak Dicari

9 November 2022

Ilustrasi bisnis mobil bekas. Tempo/Tony Hartawan
Pasar Mobil Bekas Nasional, Mobil Low MPV dan LCGC Paling Banyak Dicari

Mobil keluarga atau Low MPV dan LCGC menjadi primadona di pasar mobil bekas karena harganya kompetitif alias lebih murah ketimbang model lainnya.


Moladin Car Festival 2022 Digelar 12 hingga 14 November, Catat Lokasinya

8 November 2022

Festival mobil bekas, Moladin Car Festival (Mocarfest 2022), akan digelar pada Sabtu dan Minggu, 11 hingga 13 November 2022 di QBIG, BSD City, Tangerang. (Moladin)
Moladin Car Festival 2022 Digelar 12 hingga 14 November, Catat Lokasinya

Festival mobil bekas, Moladin Car Festival, akan digelar pada Sabtu dan Minggu, 11 hingga 13 November 2022 di QBIG, BSD City, Tangerang.


Aplikasi Moladin Tawarkan Kemudahan Belanja Motor Secara Online

27 November 2019

Ilustrasi situs belanja online Moladin.com. (Moladin)
Aplikasi Moladin Tawarkan Kemudahan Belanja Motor Secara Online

Melalui aplikasi Moladin berbasis Android, pengguna dapat mencari berbagai informasi terkait motor baru maupun bekas, suku cadang, hingga bengkel.