TEMPO.CO, Cikarang - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) berkomitmen untuk menambah volume ekspor kendaraan bermotor yang diproduksi di empat pabriknya di Indonesia. Presiden Direktur PT SIM Seiji Itayama menyampaikan bahwa penambahan volume ekspor sebanyak 1,5 kali lipat dari ekspor pada tahun 2017 senilai Rp 7,8 triliun.
“Itu setara dengan 33 persen dari omzet perusahaan kami,” kata Itayama di sela-sela peresmian ekspor perdana All New Suzuki Ertiga dan Suzuki NEX II di pabrik Suzuki di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Itayama, dengan peningkatan sebesar 1,5 kali lipat ekspor dari tahun 2017 itu menjadi Rp 11 triliun yang ditargetkan dicapai pada tahun 2022. “Kami akan meningkatkan investasi, baik sumber daya manusia maupun investasi fasilitas (pabrik),” ujarnya.
Baca: All New Suzuki Ertiga dan Suzuki NEX II Mulai Diekspor
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi langkah Suzuki Indonesia untuk menambah volume ekspor sekaligus investasi berkelanjutan di masa mendatang.
Menteri Airlangga bahkan berharap Indonesia dapat menjadi mother plant (basis produksi) bagi Suzuki untuk memproduksi produk-produk global sehingga dapat semakin menambah volume ekspor. "Pemerintah saat menjalin free trade agreement dengan Pakistan. Kami berharap ekspor Suzuki ke Pakistan akan meningkat," ujarnya.
Berdasarkan data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) total ekspor mobil dalam bentuk Completely Build Up (CBU) Januari-September 2018 mencapai 187.752 unit, naik 10,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 170.059 unit.
Dari angka itu, Daihatsu merajai ekspor mobil sepanjang 9 bulan pertama tahun ini mencapai 84.387 unit, naik 42,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 59.012 unit.
Toyota menjadi pengekspor terbanyak kedua dengan angka 69.131 unit, turun 20,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 86.481 unit. Suzuki di tempat ketiga dengan kontribusi ekspor sebanyak 18.202 unit, turun 9,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 20.072 unit. Mitsubishi Motors yang melakukan ekspor perdana Mitsubishi Xpander ke Filipina menjadi pengkespor terbanyak keempat dengan angka 12,261 unit.
Hino menyumbang ekspor sebanyak 2.055 unit, naik 19,5 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 1.720 unit. Sedangkan ekspor Hyundai mengalami penurunan sebesar 28,8 persen tahun ini dengan angka 1.716 unit dibanding tahun sebelumnya sebesar 2.410 unit.
Untuk kategori ekspor terurai (Completely Knock Down) Januari-September 2018, Toyota memimpin dengan angka 32.040 unit, turun 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35.000 unit. Suzuki menempati peringkat kedua terbanyak dengan angka 28.920 unit, naik 14,5 persen dibanding ekspor tahun sebelumnya sebesar 25.248 unit.
Toyota merajai ekspor dalam bentuk komponen pada Januari - September 2018 dengan jumlah 62.968.001 unit, naik 9,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 57.636.561 unit.
Baca: Mobil Nasional Vietnam VinFast, Main Segmen Premium Siap Ekspor
Hino berkontribusi terbanyak kedua dengan ekspor 655.309 unit, naik 3 persen dari tahun sebelumnya sebesar 636.396 unit. Suzuki di tempat ketiga dengan angka 540.264 unit, naik 45,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 371.433 unit. Ekspor komponen Honda mengalami penurunan 6,6 persen dari sebelumnya 551.454 unit menjadi 514.998 unit.