"Sebelum ada pabrik PT SMK, nilai jual obyek pajak (NJOP) di sini hanya sekitar Rp 30 ribu per meter persegi. Sekarang sudah melambung sampai pada kisaran Rp 100-200 ribu per meter persegi," kata Heri saat ditemui Tempo di kantornya, Selasa, 23 Oktober 2018.
Baca: Pabrik Mobil Esemka Sewa Tanah Kas Desa Selama 30 Tahun
Baca Juga:
Heri menuturkan NJOP tanah di desanya mulai merangkak naik sejak pabrik yang dikabarkan sebagai tempat perakitan mobil Esemka itu mulai dibangun pada 2016. "Ada beberapa warga yang membuka usaha kos, tapi sepertinya masih sepi. Karyawan dan pekerja magang di pabrik itu mayoritas dari area Solo Raya. Jadi mereka tidak perlu kos," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pabrik PT SMK berdiri di atas tanah kas Desa Demangan seluas sekitar 11 hektare dengan sistem sewa selama 30 tahun. "Sewanya dibayar per tahun. Tapi berapa nilai sewanya, saya kurang tahu," tutur Heri, yang baru sekitar lima bulan menjabat Sekretaris Desa Demangan.
Pemerintah Desa Demangan juga berharap PT SMK merekrut warganya menjadi karyawan. Heri berujar PT SMK diketahui mulai beraktivitas sejak beberapa bulan lalu. Namun hingga kini produsen mobil Esemka itu tidak kunjung membuka lowongan kerja.
"Sampai ada warga yang menitipkan surat lamaran kerja lewat perangkat desa. Tapi, ya, sekarang belum ada panggilan. Sementara pabrik itu sudah mempekerjakan banyak orang dari luar Desa Demangan," ujar Heri.
Baca: Mobil Esemka Akan Mengandalkan Komponen Impor Asal Cina
Salah satu petugas satpam di PT SMK mengatakan perusahaan tempatnya bekerja belum diluncurkan secara resmi. Sehingga pabrik yang berjarak sekitar lima kilometer di barat Bandar Udara Adi Soemarmo, Solo, itu belum membuka lowongan kerja. "Dulu banyak juga yang kemari menitipkan surat lamaran kerja. Ya, saya kumpulkan, lalu saya teruskan ke atasan," ucap petugas satpam yang tidak bersedia disebutkan namanya itu saat ditemui Tempo pada 2 Oktober lalu.