TEMPO.CO, Jakarta - Saat musim hujan, para biker kerepotan dengan kondisi helm yang basah. Yulias Vega, salah satu teknisi Bengkel Helm yang menangani perawatan helm, mengatakan helm yang kehujanan jangan dijemur di bawah terik matahari. Sebab, kata dia, hal tersebut bisa merusak lapisan styrofoam helm yang menjadi pelindung kepala. "Jika kena panas, maka styrofoam tersebut bisa rusak dan hilang kelenturannya," kata Yulias dalam ajang Indonesia Motorcycle Show 2018, Jumat, 2 November.
Baca: Pemakai Helm Boneka Elmo Ditilang di Semarang, Ini Kata Polisi
Menurutnya, proses pengeringan yang benar adalah menggunakan kipas angin. Hal ini untuk menghilangkan kelembapan dari helm. Tak hanya itu, helm juga sebaiknya diletakkan terbalik setelah digunakan. "Itu untuk membuang panas yang bisa merusak helm," ucapnya.
Yulias juga mengungkapkan helm sebaiknya dipakai tidak lebih dari 5 tahun. Hal itu mengingat helm memiliki masa kemampuan atau kelenturan. "Bahkan untuk helm yang dipakai tempur tiap hari bisa lebih cepat hanya 2 tahun," ujarnya.
Baca: NJS Tawarkan Helm Klasik Bisa Buat Moge, Harga Terjangkau
Yulias menambahkan, kelenturan styrofoam helm yang telah jatuh juga mengalami kerusakan. Meskipun bagian luar juga merupakan pelindung, ia melanjutkan, sebenarnya bagian styrofoam adalah pelindung utama kepala ketika terjadi benturan. "Sebaiknya setelah jatuh sekali ganti saja. Karena kalau jatuh, misalnya, berat 10 kilogram akan mendapat tekanan lebih dari 10 kilogram," tuturnya.