TEMPO.CO, Jakarta - Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga tidak mempengaruhi penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penjualan mobil pada triwulan ketiga ini mencapai 302.774 unit, naik 12,01 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
“Jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan lalu (qoq), penjualan mobil naik 15,73 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto, seperti ditulis Koran Tempo edisi Rabu, 7 November 2018.
Hal serupa juga terjadi pada penjualan sepeda motor yang naik pada triwulan ketiga tahun ini. Penjualan kendaraan roda dua pada periode ini mencapai 1.719.489 unit, naik 11,28 persen qoq dan 4,87 persen periode yang sama tahun lalu (yoy). “Kenaikan penjualan mobil dan sepeda motor ini berdampak pada sektor perdagangan dan sektor pengeluaran pada konsumsi rumah tangga," ujarnya.
Baca: Rupiah Lesu, Mitsubishi Fuso Optimistis Raih Target Penjualan
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, mencermati ada kategori yang berbeda dalam pertumbuhan penjualan ini, yaitu mobil pribadi dan mobil komersial. Meski keduanya sama-sama tumbuh positif, ada perbedaan yang signifikan. Untuk penjualan mobil pribadi, kata dia, masih dalam tahap pemulihan.
Sedangkan, untuk penjualan mobil komersial, seperti truk, pertumbuhannya cukup tinggi di atas 10 persen. Menurut Bhima, hal tersebut terjadi karena harga komoditas minyak dan gas, batu bara, serta pertambangan lainnya sedang bagus. "Sehingga permintaan mobil niaga naik pesat dalam dua tahun terakhir," ujarnya.
Selain itu, Bhima melihat kenaikan penjualan mobil komersial terjadi lantaran perusahaan batu bara yang sedang ekspansif tahun ini. Apalagi, pertumbuhan bisnis logistik juga positif yang didorong oleh kenaikan penjualan barang melalui platform e-commerce.
Baca: Penjualan Suzuki Naik 14 Persen, Model Pick Up Jadi Andalan
Manager of Public Relations PT Toyota Astra Motor (TAM), Rouli Sijabat, mengatakan secara keseluruhan penjualan memang ada kenaikan. Dia menuturkan kenaikan paling signifikan terjadi pada kelas komersial yang mencapai 20 persen, dari 173 ribu unit menjadi 207 ribu unit. Adapun kenaikan penjualan mobil kelas penumpang hanya mengalami kenaikan dua persen dari 630 ribu menjadi 648 ribu.
“Di kelas passenger sendiri pasar yang paling meningkat adalah segmen SUV (sport utility vehicle) yang naik hampir 20 persen dari 121 ribu unit ke 144 unit,” kata Rouli. “Sementara pasar lain, seperti sedan dan hatchback, justru relatif melemah.”
Kepala Divisi Marketing Communication PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Puti Annisa Moeloek, menuturkan hal senada. Menurut Puti, pasar kendaraan komersial mengalami pertumbuhan yang lebih baik pada triwulan ini jika dibanding pasar otomotif nasional. Misalnya, penjualan light truck bertumbuh 30 persen dan medium truck tumbuh 40 persen, jika dibanding periode yang sama September 2017 secara year to date.
“Permintaan dari sektor pertambangan, terutama batu bara, masih menjanjikan. Sementara di sektor infrastruktur dan transportasi-logistik pasar sangat terbantu dengan proyek pemerintah yang massif," ujar Puti.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menuturkan pertumbuhan penjualan mobil pribadi masih positif. Namun, sejauh ini ia mencatat pertumbuhannya masih cenderung tipis pada Januari hingga Oktober ini. "Meski datanya belum terkumpul semua, ada pertumbuhan namun tipis 4-5 persen," ujar Kukuh.
Adapun target penjualan mobil pada tahun ini sebesar 1,1 juta unit. Kukuh optimistis pertumbuhan penjualan mobil masih baik lantaran rasio kepemilikan mobil di dalam negeri masih rendah dibanding negara tetangga. Selain itu, kehadiran kendaraan bermotor hemat bahan bakar (KBH2) dinilai bisa menopang daya masyarakat. "Apalagi dengan harga yang berada pada Rp 100-150 juta," kata Kukuh.